Ratusan santri baru Pesantren Sains Tebuireng, Jombok, Jombang khidmat mengikuti hari pertama Mosba di masjid Salahuddin Al-Ayubi (foto: alfiya)

Tebuireng.online– Hari pertama kegiatan Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA) di Pondok Pesantren Sains Tebuireng, Jombok, Ahad (6/7/2025), dibuka dengan apel pagi yang berlangsung khidmat dan penuh makna. Ratusan santri baru mengikuti apel dengan antusias, menandai dimulainya perjalanan panjang mereka sebagai bagian dari keluarga besar Pesantren Tebuireng.

Apel pagi dipimpin oleh Ustadz Ahmad Arif Khuzaini, S.Pd.I, yang juga bertindak sebagai pembina. Dalam amanatnya, ia menyampaikan pesan penting mengenai peran dan tujuan seorang santri dalam kehidupan keislaman dan kebangsaan.

” مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ (متفق عليه) : Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memahamkannya dalam urusan agama,” kutipnya dari sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Ia menekankan bahwa menjadi santri bukan semata-mata soal menuntut ilmu, tetapi juga soal membentuk jiwa yang siap memahami dan mengamalkan agama secara mendalam.

Baca Juga: Silaturahmi Wali Santri Pesantren Sains Tebuireng dengan Pengasuh

Ustadz Arif juga menghidupkan semangat santri baru dengan mengisahkan perjalanan tokoh-tokoh besar yang lahir dari rahim Pesantren Tebuireng, seperti Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, hingga KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Para tokoh ini bukan hanya ulama besar, tapi juga pejuang yang menebar manfaat luas bagi umat dan bangsa. Kalian semua memiliki peluang untuk melanjutkan perjuangan mereka,” ujarnya penuh semangat.

Usai apel, kegiatan dilanjutkan dengan Materi 1 bertema “Selayang Pandang Tebuireng & Dzurriyyah Tebuireng” yang juga disampaikan oleh Ustadz Arif Khuzaini. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan sejarah berdirinya Tebuireng dan peran besar para dzurriyyah dalam membangun bangsa melalui jalur pendidikan, dakwah, dan sosial.

Suasana kelas terasa hidup. Beberapa santri bahkan diketahui telah melakukan riset sederhana tentang sejarah Tebuireng sebelum resmi menjadi santri. Hal ini menunjukkan kesiapan intelektual mereka sejak dini.

“Saya sangat terkesan karena ada santri baru yang sudah membaca tentang KH. Wahid Hasyim dan perjuangan beliau,” ungkap Ustadz Arif secara tidak langsung, mengapresiasi antusiasme para peserta.

Baca Juga: Taaruf dengan Wali Santri Baru, Waka Kesiswaan SMP Sains Tebuireng Jelaskan Ini

Ia juga mengungkapkan bahwa Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari memiliki kebiasaan mendoakan santri-santrinya agar kelak menjadi tiga pilar peradaban bangsa: ulama, pengusaha, dan pejabat. Doa itu diperkuat dengan amalan membaca Surah al-Kahfi setiap Jumat, sesuai hadis Nabi yang menjanjikan cahaya petunjuk bagi pembacanya.

Materi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para santri baru memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya langsung tentang sejarah Tebuireng dan nilai-nilai perjuangannya.

Memasuki Materi 2, yang diisi oleh Ustadz Afif yang tampil membawakan tema “Pengenalan Pengurus dan Pembina Pondok Pesantren Sains Tebuireng”. Materi disampaikan dengan gaya komunikatif dan santai, mencairkan suasana dan mempererat kedekatan antara santri baru dengan para pengasuh.

“Kami ingin kalian merasa seperti di rumah sendiri. Pengurus bukan hanya pembimbing, tapi juga keluarga yang siap membersamai kalian,” tutur Ustadz Afif dalam sambutannya.

Baca Juga: sTaaruf Inspiratif! SMA Trensains Perkenalkan Kelas Olimpiade hingga Observasi Falaq

Rangkaian kegiatan hari pertama ditutup dengan shalat Dzuhur berjamaah. Santri putra melaksanakan shalat di masjid, sedangkan santri putri di aula. Suasana hening dan khusyuk mewarnai akhir kegiatan, menegaskan bahwa MOSBA bukan sekadar orientasi, melainkan langkah awal menuju pembentukan karakter santri unggul.

Hari pertama MOSBA berhasil menciptakan atmosfer positif dan semangat baru di kalangan santri. Dengan pendekatan spiritual, historis, dan kekeluargaan, Tebuireng menegaskan kembali perannya sebagai kawah candradimuka bagi generasi penerus bangsa.



Pewarta: Alfiya Hanafiyah
Editor: Rara Zarary