Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masruriyah Tebuireng, Gus Varis Muhammad Mirza menyambut santri baru Pesantren Tebuireng (foto: fatih)

Tebuireng.online– Dalam rangka Masa Orientasi Santri Baru (Mosba) Pondok Pesantren Tebuireng, Sabtu (5/7/2025), Pengasuh Pondok Pesantren Al Masruriyyah, Gus Variz Muhammad Mirza (Gus Mirza), hadir memberikan pembekalan inspiratif kepada santri baru. Dzurriyah dari pendiri Tebuireng, KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, ini membawakan materi seputar sejarah dan nilai-nilai perjuangan Hadratussyaikh yang menjadi fondasi berdirinya pesantren.

Dalam pemaparannya, Gus Mirza mengulas sejarah berdirinya Pondok Pesantren Tebuireng, asal-usul nama “Tebuireng”, silsilah kepemimpinan pesantren dari masa ke masa, serta perkembangan pesantren dalam menjawab tantangan zaman.

Baca Juga: Tebuireng Kesamben Gelar Malam Silaturahmi Bersama Wali Santri Baru

Di hadapan ratusan santri baru di Masjid Tebuireng, Gus Mirza mengisahkan asal mula nama “Tebuireng” yang konon berasal dari cerita rakyat tentang seekor kerbau kuning yang tercebur ke rawa berlumpur dan berubah warna menjadi hitam. Dari peristiwa tersebut, masyarakat setempat menamai wilayah itu “Kebo Ireng”, yang seiring waktu berubah menjadi “Tebuireng”.

Santri baru Pesantren Tebuireng ikuti acara Mosba di masjid putra Tebuireng.

“Nama ini bukan sekadar cerita rakyat, tetapi memiliki makna filosofis yang mendalam. Dalam peradaban Jawa, kerbau atau ‘kebo’ adalah simbol ketekunan dan daya juang masyarakat agraris,” jelas Gus Mirza.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca Juga: Santri Baru Lebih Dekat dengan Lingkungan Pesantren, Pondok Putra Gelar MOSBA

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Tebuireng kini telah berkembang pesat dengan 17 cabang pesantren di berbagai daerah. Tak hanya itu, pesantren juga telah bertransformasi dalam sektor pendidikan untuk menghadapi era digital, serta meningkatkan fasilitas demi kenyamanan dan keamanan santri.

Gus Mirza juga menekankan pentingnya memahami kontribusi para tokoh Tebuireng dalam sejarah bangsa. Ia menyebut perjuangan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam memperjuangkan kemerdekaan, gagasan KH. Wahid Hasyim dalam merancang sistem pendidikan nasional saat menjabat Menteri Agama pertama, hingga peran KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam sektor pemerintahan sebagai Presiden RI ke-4.

“Santri Tebuireng harus meneladani kepemimpinan para tokoh ini. Di manapun berada, santri harus hadir memberi solusi dan menebar manfaat kepada masyarakat,” pesan Gus Mirza.

Baca Juga: Pondok Putri Tebuireng Gelar MOSBA 2025 dengan Semangat Kepemimpinan

Dalam sesi akhir, Gus Mirza mengisahkan perjalanan panjang KH. Hasyim Asy’ari dalam menuntut ilmu, baik di Nusantara maupun di Mekkah. Kisah tersebut tidak hanya disampaikan sebagai narasi sejarah, melainkan sebagai bentuk motivasi agar para santri meneladani semangat perjuangan sang pendiri pesantren.

“Semangat beliau dalam menuntut ilmu harus menjadi inspirasi dan motivasi bagi para santri baru agar bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu di Tebuireng,” tutupnya.



Pewarta: Fatih Maulana