
Tebuireng.online– Suasana haru dan penuh semangat menyelimuti kawasan Pondok Pesantren Sains Tebuireng, Jombok, Jombang, Jumat (4/7/2025), ketika ratusan santri baru resmi memulai langkah awal mereka dalam menuntut ilmu. Kehadiran para santri disambut hangat dalam acara penyambutan yang dihadiri oleh Kepala Pondok, ustadz dan ustadzah, serta wali santri.
Acara ini menjadi momentum istimewa, tak hanya sebagai awal proses adaptasi terhadap lingkungan pesantren, tetapi juga sebagai tonggak spiritual dan emosional dalam membangun ikatan antara santri, pembina, dan lingkungan barunya.
Baca Juga: MASS Tebuireng Berkomitmen Siapkan Siswa Menuju Jenjang Masa Depan
Santri Cerdas dengan Visi Besar
Tebuireng Sains dikenal sebagai pesantren berbasis integrasi antara ilmu pengetahuan modern dan nilai-nilai keislaman. Tak heran jika proses seleksi calon santri dilakukan secara ketat dan komprehensif. Para santri baru yang lolos merupakan siswa-siswi terpilih dengan kecerdasan intelektual (IQ) di atas rata-rata, terbukti dari hasil serangkaian tes seperti psikologi, hitung cepat, akademik dasar, pendidikan agama Islam, IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, hingga wawancara dan tes baca Al-Qur’an.
Seleksi ini telah dilaksanakan pada 24–25 Mei 2025, dengan pengumuman hasil pada 30 Mei 2025. Mereka yang lolos dinilai tidak hanya cerdas secara kognitif, tapi juga secara emosional (EQ), dan siap dibentuk menjadi pribadi yang unggul secara spiritual (SQ).
Antusiasme Tinggi, Kepercayaan Kuat
Pada tahun ajaran baru ini, tercatat sebanyak 128 santri putra dan 127 santri putri tingkat SMP, serta 125 santri putra dan 123 santri putri tingkat SMA resmi menjadi bagian dari keluarga besar Tebuireng Sains. Menariknya, jumlah santri baru terus bertambah 11 santri putri mendaftar hanya dalam satu hari terakhir, hal ini menandakan antusiasme dan kepercayaan masyarakat yang kian meningkat.
Bahkan, sekitar 50% santri putra dan 40% santri putri SMA adalah lulusan internal dari jenjang SMP Tebuireng Sains. Ini menjadi bukti nyata tingginya kepuasan dan keyakinan para wali terhadap sistem pendidikan yang diterapkan.
Baca Juga: SMA AWH Tebuireng Gelar Pertemuan dengan Wali Santri Baru
Harapan dan Haru di Hari Pertama
Hari pertama para santri diwarnai suasana penuh harapan. Para pembina dengan sabar dan ramah membantu santri baru memasuki asrama, membawa barang bawaan, hingga mengarahkan mereka mengenal lingkungan baru. Tak sedikit pula yang menitikkan air mata saat harus berpisah dengan orang tua mereka.
“Saya memilih memondokkan anak-anak saya di sini karena saya melihat sistem yang terintegrasi antara ilmu agama dan sains. Lingkungannya juga aman, dengan zona sekolah dan asrama yang berdekatan. Harapan saya, anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara spiritual dan unggul secara akademik,” ujar Ibu Ana, wali santri asal Lamongan.
Sementara itu, Indi, santri baru kelas X Sains VII, juga berbagi semangatnya. “Saya masuk ke Tebuireng Sains karena fasilitasnya mendukung dan disiplin yang diterapkan. Harapan saya, semoga bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa membahagiakan orang tua.”
Baca Juga: Tebuireng Kesamben Gelar Malam Silaturahmi Bersama Wali Santri Baru
Pembekalan Awal untuk Santri Masa Depan
Dalam kegiatan penyambutan, para santri diperkenalkan dengan tata tertib, program unggulan, serta berbagai kegiatan yang menjadi ciri khas Tebuireng Sains. Mulai dari sesi motivasi, ta’aruf dengan ustadz-ustadzah, hingga pengenalan metode pembelajaran terpadu.
Selama masa orientasi, santri juga akan dibekali dengan materi dasar seperti visi pesantren, manajemen waktu, etika, hingga metode berpikir saintifik berbasis nilai-nilai Islam. Semua ini dirancang sebagai fondasi agar para santri tumbuh menjadi generasi yang seimbang antara ilmu, amal, dan akhlak.
Sebagai lembaga pendidikan yang mengintegrasikan kurikulum nasional dengan pendekatan spiritual Islam dan sains modern, Pondok Pesantren Tebuireng Sains terus berkomitmen mencetak kader-kader bangsa yang siap menjawab tantangan zaman. Kedatangan santri baru bukan sekadar pergantian angka statistik, tetapi permulaan dari harapan besar untuk melahirkan generasi muslim yang cerdas, berkarakter, dan berakhlakul karimah.
Pewarta: Alfiya Hanafiyah
Editor: Rara Zarary