
Tebuireng.online— SMP Ahmad Wahid Hasyim (SMP AWH) Tebuireng menggelar kegiatan silaturahim bersama wali santri pada Kamis (3/7/2025) di halaman sekolah. Acara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan wali santri dengan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, yang bertujuan menyamakan visi pendidikan antara pihak sekolah dan orang tua.
Dalam sambutannya, Kepala SMP AWH, Dwi Rahmad Siswoyo, S.Pd., menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan orang tua kepada pesantren. Ia menekankan pentingnya masa adaptasi 41 hari pertama tanpa komunikasi langsung antara santri dan wali.
“Kalau njenengan mboten tatak, anaknya nyetrum. Biarkan anak-anak belajar mandiri dulu,” ujarnya dengan logat khas Jawa, mengajak wali santri untuk memberi ruang kemandirian bagi anak-anak mereka.
Baca Juga: SMA AWH Tebuireng Gelar Pertemuan dengan Wali Santri Baru
Ia juga menjelaskan bahwa komunikasi dalam kondisi darurat hanya boleh dilakukan melalui wali kelas atau wali kamar. Selain itu, pihak sekolah kini memperketat aturan pembayaran SPP. Apabila terdapat tunggakan selama tiga bulan berturut-turut, wali akan dipanggil untuk klarifikasi.
“Setiap kegiatan dan keamanan sekolah dipantau melalui CCTV. Pelanggaran berat seperti mencuri akan dikenai sanksi tegas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dwi Rahmad meminta agar prestasi santri dilaporkan ke sekolah agar dapat diseleksi untuk mengikuti berbagai kompetisi.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Eni Mu’tamaroh Imami, S.Si., S.Pd., memaparkan bahwa SMP AWH kini mengusung visi baru, yaitu menjadi sekolah unggul berbasis riset dan berwawasan lingkungan atau Adiwiyata. Ia menambahkan bahwa tanaman yang dibawa wali santri akan digunakan sebagai media pembelajaran berbasis lingkungan.
Eni juga menjelaskan bahwa sekolah telah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pembiasaan kegiatan religius seperti salat Dhuha, istighosah, dan khitobah setiap pagi. Terkait lomba, ia menyampaikan dua jalur partisipasi bagi siswa.
“Ada jalur seleksi internal yang dibiayai sekolah, dan jalur mandiri yang tetap bisa mendapatkan bimbingan dari guru,” jelasnya.
Di sisi lain, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Muhammad Hafidz, S.H.I., menegaskan pentingnya mengikuti prosedur perizinan resmi. Ia menekankan bahwa pelanggaran di pondok juga berlaku di lingkungan sekolah.
Baca Juga: Tebuireng Kesamben Gelar Malam Silaturahmi Bersama Wali Santri Baru
“Tebuireng tidak mentolerir bullying. Dulu 18 santri pelanggar langsung dikeluarkan,” ujarnya tegas.
Menutup acara, beberapa wali santri menyampaikan pandangannya. Salah satunya, Vivi Astonis Laili dari Kalimantan, mengatakan bahwa ia memondokkan anaknya di Tebuireng untuk mencari keberkahan dan melatih kemandirian.
“Kalau lihat silsilah pendirinya siapa, insyaallah dapat barokah,” ujarnya.
Baca Juga: Pondok Putri Tebuireng Gelar Silaturahmi dengan Wali Santri Baru
Wali santri lain, orang tua dari Abiyu asal Solo, berharap anaknya dapat tumbuh menjadi pribadi yang religius dan berakhlak mulia.
Sebelumnya, dalam sambutan di Masjid Ulul Albab, perwakilan wali santri, Kiai Imam, berpesan agar segala kekurangan yang ada di pesantren tidak disebarkan ke luar.
“Kalau ada jelek-jeleknya Tebuireng, jangan disebar. Mari kita jaga nama baik Hadratussyaikh,” pesannya.
Pewarta: Ilvi Mariana
Editor: Rara Zarary