Kepala pondok, pembina, pengurus danseluruh wali santri baru bersilaturahmi dalam pengenalan visi-misi pesantren dan penyambutan santri baru di Pesantren Tebuireng Putri Kesamben (foto: albii)

Tebuireng.online– MTs Sains KH. Salahudin Wahid dan MA Sains Tebuireng Putri Kesamben, menggelar acara malam silaturahim bersama kepala pondok, pengenalan pembina dan pengurus santri baru dengan seluruh wali santri. Kegiatan ini berlangsung di lapangan depan Gedung Setyowati, Pesantren Tebuireng Putri Kesamben, Kamis (3/7/25).

Acara ini dihadiri oleh Mudir Pondok Pesantren Tebuireng, H. Lukman Hakim, B.A., Kepala Pondok Tebuireng Putri Kesamben Ustadz Muhammad Mansyur, Kepala MTs Tebuireng Putri Kesamben, Ustadz Ahmad Mudfar Ma’ruf, Kepala MA Tebuireng Putri Kesamben, Ustadz Ainurrofiq, serta seluruh dewan ustadz dan ustadzah.

Dalam sambutannya, Kepala Pondok Kesamben, Ustadz Muhammad Mansyur menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para wali santri yang telah mempercayakan pendidikan putri-putrinya di Pesantren Tebuireng Putri Kesamben.

Baca Juga: Pesantren Tebuireng Sambut Santri Baru, Ini Harapan Para Wali Santri

“Pondok Kesamben ini bisa dibilang cukup jauh dari pusat kota Jombang, bahkan jauh dari mana-mana. Namun njenengan semua tetap memilih memondokkan putrinya di sini, kami sangat berterima kasih. Mohon maaf juga jika malam ini tempat duduk hanya beralaskan terpal,” ungkapnya dengan rendah hati.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ia juga menceritakan sejarah berdirinya pondok pesantren putri di Kesamben. “Pesantren ini didirikan pada tahun 2019, namun baru ditempati tahun 2021 karena pandemi COVID-19 yang terjadi di tahun 2020. Angkatan pertama sempat bergabung sementara dengan Tebuireng Jombok sebelum akhirnya menempati gedung ini secara mandiri.”

Mudir Bidang Pembinaan Pondok, H. Lukman Hakim, saat memberi sambutan dalam acara silaturahmi bersama wali santri baru (foto: albii)

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendiri utama pondok ini adalah KH. Salahudin Wahid yang memiliki visi besar untuk mencetak calon pemimpin bangsa dari kalangan perempuan. “Selama ini perempuan sering dipandang hanya sebagai pelengkap di dapur. Maka dari itu, Kesamben Putri didirikan sebagai ruang bagi para santri putri untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dan intelektualnya,” ujarnya.

Baca Juga: Pondok Putri Tebuireng Gelar Silaturahmi dengan Wali Santri Baru

Untuk tahun ajaran baru ini, jumlah santri MTs mencapai 160 orang yang menempati 20 kamar di Gedung Setyowati. Sementara santri MA berjumlah 43 orang dan menempati 5 kamar. “Ada 40 pengurus dan pembina yang akan mendampingi dan mendidik para santri setiap harinya,” tambahnya.

Ia juga mengumumkan bahwa pada tanggal 5 Juli nanti, seluruh santri akan mulai menjalani masa latihan kedisiplinan, termasuk puasa komunikasi dengan wali santri hingga tanggal 15 Agustus, saat jadwal sambangan.

Sementara itu, H. Lukman Hakim dalam sambutannya mengingatkan pentingnya niat yang lurus dalam memondokkan anak. “Datang ke Tebuireng harus diniati untuk mencari ridho Allah, agar anak menjadi sholihah, berilmu, dan berakhlakul karimah. Jangan sampai niatnya karena ingin anak menjadi pejabat, kaya raya, atau pemimpin. Itu semua hanyalah bonus dari ilmu,” tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa niat yang keliru di awal akan membawa penyesalan di akhir. “Kalau niatnya salah, nanti akan menyalahkan guru, kepala sekolah, bahkan pengasuh. Tapi kalau niatnya mencari ridho Allah, semua proses akan terasa lebih ringan dan menyenangkan,” tuturnya.

H. Lukman juga sempat menyentuh sisi emosional para wali santri. “Tentu akan terasa berat berpisah dengan putri tercinta. Akan muncul air mata, dan itu wajar. Tapi mari kita belajar istiqamah bersama demi kebaikan masa depan anak-anak kita,” katanya.

Baca Juga: Pesantren Tebuireng Terima 1.939 Santri Baru, Fasilitas Terus Ditingkatkan

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pengenalan seluruh pembina dan pengurus santri kepada wali santri, agar tercipta komunikasi yang baik antara wali dan pihak pondok ke depannya.

Menjelang penutupan, KH. Lukman memberikan pesan penting terkait pembayaran SPP. “Niatkan pembayaran bulanan itu sebagai infaq kepada pesantren. Karena sejatinya, itu adalah bentuk infaq tahunan yang diringankan dengan dicicil selama 12 bulan.”

Acara ditutup dengan doa bersama dan sosialisasi dari tim Lantabur terkait metode pembayaran yang akan diterapkan di Pesantren Tebuireng Putri Kesamben ke depan.



Pewarta: Albii
Editor: Rara Zarary