
Di Balik Senyum yang Tak Terlihat
Ada senyum
yang tak terlukis di bibir,
tapi terasa dalam cara seseorang
mendengarkan tanpa menyela,
menunggu tanpa bertanya,
dan hadir tanpa harus terlihat.
Senyum itu tumbuh
dari luka yang telah lama reda—
bukan karena lupa,
melainkan karena ikhlas
yang tak butuh penjelasan.
Dan meski tak semua mata bisa menangkapnya,
ia tetap menyinari sekitar,
diam-diam menghangatkan,
tanpa cahaya yang menyilaukan.
Malam yang Tak Butuh Pelarian
Malam datang,
bukan untuk membuatmu lari,
tapi agar kau bisa diam
tanpa dinilai.
Ia tahu kau lelah—
bukan karena dunia terlalu jahat,
melainkan karena kau terlalu baik
pada semua,
kecuali dirimu sendiri.
Malam tak bertanya,
tak menuntut cerita.
Ia hanya membuka ruang:
tempat di mana kamu boleh rapuh
tanpa harus menjelaskan
kenapa hari ini terasa berat.
Hati yang Pernah Tak Dipercaya
Pernah ada hati
yang bicara jujur,
namun ditertawakan.
Yang memberi sepenuh,
lalu ditinggalkan.
Lama ia diam,
berhenti bicara,
berpura-pura tak ingin apa-apa.
Tapi suatu hari,
hati itu belajar berdiri—
bukan untuk membalas,
melainkan untuk kembali percaya
bahwa memberi tak pernah salah.
Yang salah hanyalah tempat
yang terlalu sempit untuk menerima.
Penulis: Albii
Editor: Rara Zarary