Ilustrasi memaafkan Sumber: inovaseecom

Benih Itu Tumbuh Diam-Diam
Aku tak tahu kapan mulai benci
Mungkin saat kata-kata jadi senjata
Atau saat keheninganmu
Lebih menyakitkan dari teriakan

Awalnya hanya kecewa kecil
Yang kubiarkan diam dalam dada
Lalu tumbuh akar, menjalar pekat
Mengubah dada jadi tanah marah

Bukan kamu yang menanam
Tapi aku yang membiarkannya hidup
Karena nyatanya, dendam itu
Hangat di malam dingin yang sepi



Dada yang Penuh Racun
Kini aku hidup dengan racun
Yang kubuat sendiri, kutelan sendiri
Setiap kali namamu disebut
Ada gemetar di antara napasku

Aku ingin marah, tapi letih
Aku ingin melupakan, tapi hati ini keras
Kebencian ternyata candu
Ia membuatku merasa hidup dan hancur sekaligus

Bayanganmu datang seperti kabut
Bukan untuk memeluk, tapi menghakimi
Dan aku terus kalah
Dalam perang yang kuciptakan sendiri



Jika Aku Mau Memaafkan
Andai aku mau melepas
Apa jadinya hatiku?
Apakah jadi ringan seperti langit sore
Atau justru kosong tanpa api?

Aku belum tahu caranya memaafkan
Karena kebencian ini sudah kubentuk seperti dinding
Tapi aku lelah, sungguh lelah
Dengan diriku sendiri yang penuh luka

Mungkin, memaafkan bukan soal kamu
Tapi soal aku yang ingin pulang
Pulang ke hati yang tak lagi keras
Pada dunia yang tak lagi hitam putih



Penulis: Albii

Editor: Rara Zarary

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online