Salah satu karya pameran dalam acara LATAR 2025 yang diprakarsai mahasiswa KPI Unhasy. (foto: kpiunhasy)

Tebuireng.online— Mengusung tema “Netherland Indie Nu En Toen” mahasiswa KPI Unhasy gelar pameran karya dalam acara LATAR 2025. Tema ini memiliki arti perjalanan Indonesia dari dulu sampai sekarang, arti tersebut, pameran karya ini hadirkan nuansa vintage atau masa lampau.

Pameran ini menampilkan ratusan karya fotografi dan videografi dari mahasiswa KPI Unhasy dan Peserta Lomba se-nasional. Setiap karya menampilkan gaya retro, suasana kota lama, bangunan hingga pakaian zaman dulu. Pameran dibuka selama dua hari tanggal 15 dan 16 Mei mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore di lorong lantai 3 gedung A Universitas Hasyim Asy’ari.

Olivia, sebagai panitia pameran mengatakan, “Kami ingin mengajak pengunjung pameran untuk menelusuri waktu bagaimana kehidupan di masa lampau. Banyak hal yang yang membuat kita ingin kembali ke masa lalu karena banyak transformasi yang kita rasakan sekarang baik dari tempat tinggal, budaya, dan teknologi,” katanya.

Selain foto dan video, terdapat beberapa benda atau barang zaman dulu yang dipamerkan seperti mesin ketik, sepeda ontel, kompor minyak tanah kuno, dll. yang menambah daya tarik pengunjung. Tidak sedikit pengunjung yang antusias melihat foto dan barang-barang kuno.

Beberapa alat Jurnlistik di masa lalu dipamerkan di acara LATAR 2025.

“Baru kali ini saya melihat pameran fotografi dan videografi ada benda-benda kuno yang dipamerkan dan ini membuat saya flashback ke masa kecil,” ucap Andre, salah satu pengunjung pameran.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dengan penempatan pameran yang unik, banyak pengunjung yang mengabadikan moment dalam pameran karya ini karena pengunjung tidak hanya dari dalam kampus, pengunjung luar kampus bahkan luar jombang pun turut hadir mengunjungi pameran.

“Saya sangat berterima kasih kepada panitia karena sudah menampilkan karya saya dalam pameran meskipun karya yang dibuat masih memiliki kekurangan,” ujar Lazuardi, salah satu peserta lomba fotografi.


Pewarta: Bakhir

Editor: Rara Zarary