
Oleh: KH. Mustaqim Askan
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin sidang Jumat yang Berbahagia
Saya mengingatkan kepada diri saya sendiri dan pada jemaah sekalian agar selalu memperkuat kualitas takwa dan keimanan kita bersama. Dalam hal ketakawaan ini, mari kita kembali untuk muhasabah; mengevaluasi, mengoreksi dan meneliti terhadap apa yang sudah kita lakukan, mana yang sekiranya menjadi investasi kebaikan, mana pula yang perlu untuk kita sempurnakan.
Jika ketakwaan kita selama Ramadan kemarin sudah mantap, maka pertahankan. Sebab itu merupakan sebuah kemenangan dan kesuksesan. Sedang bagi kita yang merasa ketakwaannya menurun, maka mulai hari ini, mari kita berusaha untuk meningkatkan melakukan berbagai macam bentuk kebaikan. Semoga kita diberi oleh Allah sehat panjang umur yang berkah serta rizki yang melimpah. Sehingga bisa melakukan puasa Ramadan di tahun-tahun berikutnya dengan sempurna. Usahakan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik daripada hari ini.
Ma’syiral Muslimin sidang Jumat yang Berbahagia
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani pernah mengatakan,
فَلَا يَنْبَغِيْ لِأَحَدٍ أَنْ يَغْتَرَّ بِظَاهِرِ الْحَالِ
“Hendaknya, seseorang itu tidak tertipu dengan sikap luarnya.”
Terinspirasi dari ini, khotbah kali ini saya tampilkan sebuah kisah. Ada seorang pria yang baru pulang ke rumahnya usai kerja cari nafkah. Begitu datang justru dikejutkan oleh tangisan sang istri. Maka pria ini heran mengapa begitu datang justru disambut dengan tangisan. Lalu pria ini bertanya kepada istrinya, “Ada apa ini. Mengapa engkau menangis begitu histeris?” Lalu istrinya menjawab, “Mas-mas. Burung-burung yang di atas pohon itu sering melihat saya tanpa hijab dari jendela. Aku takut hal ini dihitung sebagai maksiat kepada Allah.”
Mendengar jawaban sang istri, suami sangat terenyuh oleh ketaatan sang istri yang sangat hebat dan luar biasa itu. Akhirnya dia cium kening sang istri, lalu sang pria itu keluar dari kamar dan dengan sigap dia ambil kapak. Lalu dengan giatnya dia tebang pohon yang begitu besar di depan pekarangan rumah. Selesai menebang tidak lama sang pria itu pergi lagi untuk bekerja cari nafkah.
Ternyata seminggu setelah itu, sang pria ini pulang lebih awal dari biasanya, namun betapa terkejutnya, ternyata dia mendapati istrinya justru tidur dengan orang lain. Hancur hati sang pria itu. Kemudian dia memutuskan untuk ngambil barang-barang seperlunya, lalu pergi sejauh mungkin dari kotanya.
Setelah melakukan perjalanan panjang sampailah di suatu kota. Di kota ini dia melihat khalayak ramai sedang berkumpul di halaman depan istana raja. Dalam benak hatinya timbul tanda tanya. Akhirnya dia bertanya kepada salah satu orang yang ada di sana,
“Mas-mas ada apa ini kok nampak ramai di depan istana?” Lalu orang itu menjawab dengan singkat, “Harta kerajaan kehilangan?”
“Hah kehilangan?”
“Iya.” Jawab orang itu.
Ternyata setelah mendapat jawaban orang tadi, tidak jauh dari keramaian ada seorang kakek bersorban besar berjubah layaknya seorang ulama besar jalannya sambil berjinjit. Hal ini sangat menarik perhatiannya lalu pria ini bertanya lagi kepada orang yang ada di sana.
Baca Juga: Hati-hati, Ini Akibat Orang yang Tidak Mau Minta Maaf
“Mas-Mas mengapa sih kakek itu berjalan seperti itu ya. Kok aneh penampilannya?”
Orang-orang di situ menjawab “Mas beliau itu adalah seorang syekh di kota ini. Beliau selalu berjalan seperti itu berjinjit agar jangan sampai menginjak semut sekalipun atau binatang apapun yang berada di kakinya.”
Mendengar jawaban seperti itu maka sang pria ini minta agar dirinya segera dihadapkan kepada raja.
“Ada apa Mas? Tanya warga.
“Aku sudah menemukan siapa pencuri harta kerajaan itu yang sebenarnya.”
Setelah menghadap sang raja pria itu bilang, “Wahai raja saya sudah menemukan pencurinya.
“Loh siapa?” Kata raja.
“Syekh itulah pencurinya. Syekh itu pencuri harta kerajaan tuan.”
Akhirnya syaikh itu pun dipanggil untuk menghadap raja. Setelah diinterograsi diadakan penyelidikan serta persidangan. Ujung-ujungnya syaikh itu mengakui semua perbuatannya. Akhirnya syaikh ditangkap dan dijbloskan ke dalam penjara. Raja sangat berterima kasih kepada pria itu.
Dalam benak hati raja pun bertanya karena sangat kagum ilmu sang pria dan bagaimana cara pria ini bisa menemukan pencuri dengan begitu mudahnya. Lalu raja pun akhirnya tanya,
“Bagaimana kau bisa tahu bahwa syekh itu pencurinya?”
Sang pria menjawab dengan tegas, “Pengalaman hiduplah yang telah mengajariku.”
Bahwa orang yang berlebih-lebihan dalam menampakkan kesalehan pasti ada dan sedang menutupi sebuah keburukan dan kesalahan. Sembunyikanlah kebaikan kalian sama dengan engkau menyembunyikan kesalahan dan aib kalian. Sama ketika tangan kanan kalian sedang bersedekah tangan kiri kalian tidak mengetahuinya.
Baca Juga: Dua Jenis Hamba saat Datang Lailatul Qadar
Cukuplah Allah dan seluruh makhluk di langit yang tahu dan menilainya. Percayalah tepuk tangan dan pujian yang kita harapkan dari makhluk, hanya akan berakhir dengan kesia-siaan dan menghilangkan keikhlasan. Serta jangan mudah tertipu dengan penampilan seseorang sebagaimana yang saya katakan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Pentranskip: Yuniar Indra Yahya