Santri Walisongo selenggarakan reformasi dan pelantikan pengurus Orda (Organisasi Daerah) di halaman pondok. (foto: nabila)

Tebuireng.online— Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir, sukses menyelenggarakan acara Reformasi dan Pelantikan Akbar ke-8 Organisasi Daerah, pada Kamis (17/4/2025) malam. Acara bertema “Galakkan Perubahan, Mengkritisi Kemunduran Agar Terwujudnya Pemimpin yang Berintelektual Cerdas dan Berkeadilan Substantif” ini berlangsung meriah namun khidmat.

Sebelum acara utama dimulai, suasana dihangatkan dengan penampilan duet lagu berbahasa Arab serta Tari Saman yang dibawakan oleh para santri. Panggung acara pun menarik perhatian dengan desain artistik yang merupakan hasil kreativitas para santri sendiri.

Rangkaian acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Mars Pesantren Walisongo, serta Lagu Laskar Pelangi yang menambah semangat kebersamaan.

Pelantikan ketua Organisasi Daerah (Orda) baru menjadi momen utama malam itu. Prosesi pembacaan ikrar dipimpin langsung oleh Ketua Pondok Pesantren Walisongo, Ustadzah Zubaidatul Iyasa. Dengan suasana penuh haru, dilakukan serah terima jabatan dari ketua lama periode 2024–2025 kepada ketua baru periode 2025–2026.

“Terima kasih kepada seluruh ketua dan pengurus Orda lama yang telah memberikan partisipasi dan kontribusi dalam menciptakan kreativitas serta kebersamaan di Orda Walisongo. Selamat kepada pengurus baru. Semoga bisa menjalankan amanah dengan baik dan senantiasa mendapatkan rida dari Allah SWT,” ujar Ustadzah Zubaidatul Iyasa dalam sambutannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Senada dengan itu, perwakilan pembina Organisasi Daerah, Ustadzah Rahayu Ningsih, menyampaikan apresiasi kepada panitia serta harapannya untuk masa depan organisasi.

“Saya mewakili para pembina Orda mengucapkan permintaan maaf, terima kasih, dan selamat kepada seluruh panitia dan peserta yang telah berupaya keras menyukseskan acara ini. Semoga Orda Walisongo selalu sukses dan menjunjung tinggi nilai solidaritas,” tuturnya.

Sebagai penutup, acara dimeriahkan dengan penampilan puisi berantai dan tari kreasi dari para santri yang menjadi simbol semangat dan kebersamaan di lingkungan pesantren.



Pewarta: Nabila Rahayu