
Kasih yang Tak Sama
Di beranda senja, nenek duduk bersimpuh
Membagi tawa seperti embun yang luruh
Tapi kulihat, tawa itu tak merata
Ada nama yang selalu jadi pusat cerita.
Kupanggil namanya dengan suara pelan
Namun tak pernah jadi pusat perhatian
Cucumu, nek… yang diam di balik dinding
Menyulam kecewa yang terus melenting.
Satu diberi peluk, dua diberi pesan
Tapi aku? Hanya bayang di sudut pandang
Kupikir kasih nenek tak pernah habis
Ternyata, ia pandai memilih dan aku bukan yang manis.
Catatan Kecil Seorang Cucu
Aku hanya anak kecil dengan mata polos
Tapi aku tahu, saat cinta terasa bengkok
Setiap hadiah, setiap pujian
Selalu tertuju pada satu tujuan.
Aku mencoba membuat kue, seperti dia
Tapi nenek hanya menoleh dan berkata “biasa”
Bukan marah, bukan benci
Tapi hatiku mulai mengunci diri.
Aku tahu ini bukan salahku
Tapi luka kecil itu tumbuh tanpa ragu
Dan diam-diam aku menulis di dalam hati:
“Kelak aku tak ingin menyakiti seperti ini.”
Janji yang Akan Kupegang
Jika waktu menggiringku menjadi tua
Dan cucu-cucuku datang dengan mata ceria
Aku ingin jadi pelindung yang merata
Bukan yang menilai dari rupa atau kata.
Tak akan kubagi kasih dalam angka
Tak akan kubeda-bedakan karena cerita
Semua pantas merasa dicinta
Semua berhak jadi pusat dunia.
Biar mereka tumbuh tanpa luka kecil
Tanpa merasa diri tak berarti dan sepi
Aku ingin jadi nenek yang bijak dan rendah hati
Yang dikenang dengan senyum, bukan sunyi.
Penulis: Albii