
Tebuireng.online— Melanjutkan workshop “Keluarga Maslahat Untuk Santri Pondok Pesantren di Jatim” yang diadakan oleh PBNU melalui Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) pada Minggu (29/12/24) Hj. Nurmey Nurulchaq, M.A pada awal penyampaian materinya menerangkan 5 Prinsip perkembangan yang terdiri dari growth developing, stability change, maturity learning, nature-nature, dan continuity discontiunty.
“Jangan paksakan bakat kita pada anak kita. Dulu bapak-ibu pingin jadi dokter, jangan anak disuruh jadi dokter,” katanya mengumpamakan perkataan orang tua.
Kemudian, dijelaskan pula bahwa tingkat kematangan setiap anak berbeda, terdapat anak yang dari kecil sudah dapat berbicara dengan lancar, ada pula yang perlu menyusun kata untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, ada yang menggunakan otak kanan dan ada yang menggunakan otak kiri.
Membahas kondisi perkembangan anak menuju dewasa, Nurmey membahas hal tersebut tidak lepas dari pubertas, yang mana menstruasi zaman sekarang lebih cepat karena berbagai faktor, seperti faktor eksternal seperti dari apa yang anak tersebut tonton. “Kemudian, jadi orang tua jangan kesusu anak dibandingkan dengan anak tetangga, yang si A sudah bisa ini itu,” tegasnya.
Baca Juga: Workshop Keluarga Maslahat, Memahami Tauhid dan Relasi Horizontal
Lebih mendalam soal parenting, orang tua dapat mengajak orang tua mengklasifikasikan. Ada klasifikasi dari apa yang ditanyakan, seperti agama, fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional seni. Dalam hal ini moral sosial yang disebut Sholih dan kesolihahan sosial adalah mampu moderat atau tidak ekstrem.
Dihadapan puluhan peserta yang datang dari berbagai pesantren dan instansi ini, Nurmey mengingatkan pada hadirin untuk hati-hati dengan anak yang mengiyakan terus apa yang dikatakan oleh orang tua. “Iya-iya mengikuti tanpa ada kompromi lebih berbahaya, kalau anak ngeyel berarti itu adalah waktu yang pas orang tua ngajari untuk menghadapi perbedaan pendapat,” jelasnya.
Lebih lanjut, wanita yang berkecimpung di dunia psikologi itu juga menjelaskan cara menghadapi anak marah adalah dengan melebeli marah anak tersebut. Kemudian, menanyakan saat anak tersebut marah, sebenarnya apa yang ia inginkan. Selain itu, apa yang perlu dimiliki orang tua agar memiliki anak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Baca Juga: Membangun Keluarga Maslahat Perspektif Islam dan Tradisi Nahdlatul Ulama
“Bagaimana memiliki anak impian dan menjadi orang tua impian. Kalau pingin anak cerdas orang tuannya harus cerdas. Kadang kita tidak sadar menuntut anak demikian tapi kitanya tidak demikian,” terangnya.
Pewarta: Ilvi