Ilustrasi: nuonline

Oleh: Muhammad Adib*

Dermawan, satu kata yang biasanya diidentikkan dengan orang yang selalu bermurah hati memberikan sebagian hartanya di jalan Allah. Suatu kata yang lebih melekat dengan kebiasaan para orang-orang kaya. Kaya yang penulis maksud bukanlah kaya harta, melainkan kaya hati dan ringan tangan dalam membantu orang lain. Bahasa gaulnya disebut dengan royal.

Menjadi dermawan bukanlah perkara mudah, namun juga bukanlah perkara yang mustahil. Semua itu bisa dilakukan melalui latihan yang terus-menerus. Berawal dari latihan, hingga menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi sebuah rutinitas amalan. Tak ada satupun yang mengeluh miskin kala mereka ‘menjual’ hartanya di jalan Allah.

Rasulullah ﷺ adalah uswatun hasanah yang harus jadi panutan kita dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini. Beliau merupakan sosok yang ramah, amanah, dan jauh dari kata pemarah. Beliau adalah orang yang paling dermawan bahkan dengan orang yang memusuhinya sekalipun. Saking dermawannya beliau tidak pernah menolak atau mengatakan ‘tidak’ jika ada seseorang yang meminta bantuannya.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan pernah suatu ketika wajah rasul tampak pucat seperti orang yang sedang sakit padahal beliau dalam kondisi sehat wal’afiyat. Ternyata beliau begitu khawatir karena belum menyedekahkan 7 dinar emas yang berada di bawah kasurnya padahal uang tersebut baru diperoleh kemarin sore. Lantas beliau secara spontan langsung menyedekahkannya. Dilansir dari LazisMu bahwa 1 dinar emas = 1 ekor kambing (kualitas terbaik).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sungguh beliau sebenarnya orang yang kaya raya namun tak punya mau menjadikan kekayaan hanya untuk dirinya sendiri. Beliau hanya ingin menjadi hamba Allah yang bersahaja. Bahkan saking hebatnya lagi kedermawanan beliau mencapai puncaknya di bulan ramadhan.

Nah, sebenarnya seberapa dermawan Rasulullah? keep baca karena kamu pasti akan geleng-geleng kepala sambil berucap masyaallah.

  1. Rasul bersedekah kambing sebanyak 1 lembah

Didalam hadits riwayat Imam Muslim dijelaskan bahwa ada seseorang yang datang menemui rasul, lalu beliau memberinya kambing sebanyak bainal jabalain (diantara 2 gunung) berarti sama dengan 1 lembah. Redaksi haditsnya dari sahabat Anas رضي الله عنه:

عن أنس رضي الله عنه قال: جَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِى عَطَاءً لاَ يَخْشَى الْفَاقَةَ

Dari Anas رضي الله عنه mengisahkan: “Pada suatu hari ada seseorang yang datang menemui Rasulullah, lalu beliau memberinya hadiah berupa kambing sebanyak satu lembah. Spontan lelaki itu berlari menemui kaumnya dan berkata kepada mereka: ‘Wahai kaumku, hendaknya kalian semua segera masuk Islam, karena sesungguhnya Muhammad memberi pemberian yang sangat besar, seakan ia tidak pernah takut akan kemiskinan”. (HR. Muslim)

Masyaallah, kira-kira zaman sekarang ada gak yang berani bersedekah 1 lembah kambing? Sungguh rasulullah pribadi yang paling pemurah kepada seluruh manusia. Wajar saja banyak yang berbondong-bondong auto masuk islam.

  1. Nabi menghadiahkan kain yang baru saja ia terima

عَنْ سَهْلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبُرْدَةٍ مَنْسُوجَةٍ فِيهَا حَاشِيَتُهَا أَتَدْرُونَ مَا الْبُرْدَةُ قَالُوا الشَّمْلَةُ قَالَ نَعَمْ قَالَتْ نَسَجْتُهَا بِيَدِي فَجِئْتُ لِأَكْسُوَكَهَا فَأَخَذَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْتَاجًا إِلَيْهَا فَخَرَجَ إِلَيْنَا وَإِنَّهَا إِزَارُهُ فَحَسَّنَهَا فُلَانٌ فَقَالَ اكْسُنِيهَا مَا أَحْسَنَهَا قَالَ الْقَوْمُ مَا أَحْسَنْتَ لَبِسَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْتَاجًا إِلَيْهَا ثُمَّ سَأَلْتَهُ وَعَلِمْتَ أَنَّهُ لَا يَرُدُّ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا سَأَلْتُهُ لِأَلْبَسَهُ إِنَّمَا سَأَلْتُهُ لِتَكُونَ كَفَنِي قَالَ سَهْلٌ فَكَانَتْ كَفَنَهُ

Dari Sahal رضي الله عنه bahwa ada seorang wanita mendatangi Nabi dengan membawa burdah yang pinggirnya berjahit. (Sahal) berkata; “Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan burdah?” Mereka menjawab: “Bukankah itu kain selimut?” Dia berkata: “Ya benar”. Wanita itu berkata: “Aku menjahitnya dengan tanganku sendiri, dan aku datang untuk memberikannya kepadamu”. Maka Nabi mengambilnya karena Beliau memerlukannya. Kemudian Beliau menemui kami dengan mengenakan kain tersebut. Diantara kami ada seseorang yang tertarik dengan kain tersebut lalu berkata: “Alangkah bagusnya kain ini”. Orang-orang berkata kepada orang itu: “Mengapa kamu memuji apa yang dipakai oleh Nabi lalu kamu memintanya padahal kamu tahu bahwa Beliau tidak akan menolak (permintaan orang). Orang itu menjawab: “Demi Allah, sungguh aku tidak memintanya untuk aku pakai. Sesungguhnya aku memintanya untuk aku jadikan sebagai kain kafanku”. Sahal berkata: “Akhirnya memang kain itu yang jadi kain kafannya”. (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah seakan tanpa ragu memberikan hadiah burdah (kain) yang baru saja ia terima dari seorang wanita dan kembali menyedekahkannya kepada salah seorang sahabat untuk menjadi kain kafannya kelak. Sahabat tersebut akhirnya meninggal dan menjadikan kain pemberian nabi tadi sebagai kafannya.

  1. Rasul berkeinginan memberikan seluruh hartanya kepada para peminta-minta

أَخْبَرَنِي جُبَيْرُ بْنُ مُطْعِمٍ أَنَّهُ بَيْنَا هُوَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ النَّاسُ مُقْبِلًا مِنْ حُنَيْنٍ عَلِقَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَعْرَابُ يَسْأَلُونَهُ حَتَّى اضْطَرُّوهُ إِلَى سَمُرَةٍ فَخَطِفَتْ رِدَاءَهُ فَوَقَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَعْطُونِي رِدَائِي فَلَوْ كَانَ عَدَدُ هَذِهِ الْعِضَاهِ نَعَمًا لَقَسَمْتُهُ بَيْنَكُمْ ثُمَّ لَا تَجِدُونِي بَخِيلًا وَلَا كَذُوبًا وَلَا جَبَانًا

Telah mengabarkan kepadaku Jubair bin Muth’im bahwa ketika dia bersama Rasulullah beserta orang-orang yang baru kembali dari perang Hunain, Beliau dihampiri oleh orang-orang arab Baduy yang meminta bagian dan mendesak Beliau hingga menyudutkan Beliau ke pohon berduri sementara rida’ (selendang) Beliau raib (ada yang mengambilnya). Maka Rasulullah tertahan lalu bersabda: “Berikan rida’ku. Seandainya aku memiliki banyak pohon berduri ini sebagai harta maka aku bagikan kepada kalian, lalu kalian tidak akan mendapati aku sebagai orang yang pelit, pendusta atau pengecut”. (HR. Al-Bukhari)

  1. Rasulullah berqurban 100 ekor hewan kurban

وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ – رضي الله عنه – قَالَ: –  أَمَرَنِي اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلَالَهَا عَلَى اَلْمَسَاكِينِ, وَلَا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً – مُتَّفَقٌ عَلَيْه

“Dari Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه Nabi  memerintahkan padaku untuk mengurus unta (unta hadyu yang berjumlah 100 ekor, -pen) milik beliau, lalu beliau memerintahkan untuk membagi semua daging kurban, kulit dan jilalnya (kulit yang ditaruh di punggung unta untuk melindungi diri dari dingin) untuk orang-orang miskin. Dan aku tidak boleh memberikan bagian apa pun dari hasil kurban kepada tukang jagal (sebagai upah).” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Ada beberapa hikmah penting yang bisa kita petik dari kisah kedermawanan rasulullah yaitu:

  1. Tak ada secuilpun ketakutan dan kekhawatiran dalam hati rasulullah akan kemiskinan apabila bersedekah
  2. Haqqul yakin bahwa Allah akan menjanjikan balasan berkali-kali lipat dari apa yang sudah disedekahkan
  3. Rasulullah sangat mencintai amalan sedekah
  4. Rasul ingin mengajarkan kepada umatnya bahwa sedekah menjadi salah satu obat dari penyakit jasmani dan penyakit rohani
  5. Sedekah merupakan amal jariyah yang pahalanya tiada terputus hingga hari kiamat, dll.

Masyaallah, sungguh rasul manusia paling dermawan bahkan dengan orang yang melakukan dosa sekalipun. Penulis rasa tak akan ada yang sanggup untuk mengikuti amalan rasulullah ini. Tapi minimal kita berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kesanggupan kita, wallahu a’lam.