
Oleh: Mohammad Shifaul Qulub
Di era modern ini, santri tidak hanya identik dengan pembelajaran agama, tetapi juga aktif berkontribusi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar dalam dunia santri memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Psikologi umum, sebagai ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku manusia, dapat membantu kita memahami bagaimana para santri belajar dengan efektif dan optimal.
Psikologi umum era santri berlandaskan nilai-nilai ilahiah yang tertanam dalam Al-Qur’an dan Hadits. Hal ini menjadi pembeda utama dengan pendekatan psikologi Barat yang lebih berfokus pada aspek sekuler. Berikut beberapa poin penting dalam proses belajar era santri:
Niat yang Baik (Ikhlas)
وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya.” (HR Bukhari dan Muslim)[1]
Niat yang ikhlas menjadi landasan utama dalam proses belajar era santri. Para santri didorong untuk mencari ilmu semata-mata karena Allah SWT, bukan untuk hal-hal duniawi. Niat ini menjadi motivasi intrinsik yang kuat untuk terus belajar dengan giat dan pantang menyerah.
Mengaji dengan Guru (Tadarrus)
كُلٌّ عَلَى خَيْرٍ هَؤُلَاءِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَدْعُونَ اللَّهَ فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُمْ وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُمْ وَهَؤُلَاءِ يَتَعَلَّمُونَ وَإِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا فَجَلَسَ مَعَهُمْ
Mereka semua berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang diminta) mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar, dan sesungguhnya aku diutus untuk menjadi guru (HR Ibnu Majah).[2]
Mengaji dengan guru merupakan tradisi penting dalam dunia santri. Guru tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga membimbing dan mengantarkan muridnya menuju pemahaman yang mendalam. Hal ini sejalan dengan dalil di atas yang menekankan pentingnya guru dalam proses belajar.
Menjaga Adab dan Akhlak
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab ayat 21).[3]
Proses belajar era santri tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter dan akhlak mulia. Para santri diajarkan untuk selalu menjaga adab dan sopan santun dalam bertutur kata dan berperilaku. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan saling menghormati.
Mengamalkan Ilmu Pengetahuan
مَنْ عَمِلَ بِمَا يَعْلَمُ وَرَّثَهُ اللَّهُ عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Barang siapa mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah akan menganugerahinya ilmu yang belum ia miliki.” Hadis di atas diriwayatkan dalam hilyat al Auliya’, dari jalur Ahmad bin Hanbal, dari Yazid bin Harun, dari Humaid Ath Thawil, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.[4]
Belajar tanpa mengamalkan ilmu bagaikan pohon tanpa buah. Dalam era santri, para santri didorong untuk tidak hanya mempelajari ilmu, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan wujud nyata dari rasa syukur atas nikmat ilmu yang telah diberikan oleh Allah.
Psikologi umum era santri menawarkan pendekatan holistik dalam proses belajar. Dengan berlandaskan nilai-nilai ilahiah, para santri didorong untuk belajar dengan ikhlas, menimba ilmu dari guru, menjaga adab dan akhlak, serta mengamalkan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dapat menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan modern untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter mulia.
[1] https://www.orami.co.id/magazine/hadis-dan-ayat-alquran-tentang-ikhlas?page=all
[2] https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6425790/5-hadits-tentang-guru-bukti-betapa-islam-memuliakannya
[3] https://kumparan.com/berita-hari-ini/kumpulan-dalil-tentang-akhlak-untuk-diteladani-umat-muslim-1x6JwexodEF
[4] https://hamalatulquran.com/status-hadis-siapa-yang-mengamalkan-ilmunya-allah-anugerahi-ilmu-yang-belum-ia-ketahui/