
Oleh: Rifqi Khoirul Abror*
Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena FOMO (Fear of Missing Out) telah merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk dalam dunia sepak bola. FOMO, yang menggambarkan rasa takut akan ketinggalan informasi atau tren terbaru, kini menjadi ciri khas dari banyak suporter sepak bola di tanah air, terutama para “cegil” atau cewek gila bola yang fanatik terhadap pemain Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Prestasi timnas Indonesia di berbagai kompetisi internasional, seperti SEA Games, Asian Cup dan kualifikasi Piala Dunia, meningkatkan ekspektasi suporter. Pemain muda berbakat seperti Pratama Arhan contohnya yang sangat mencolok di media sosial menjadi idola bagi para cegil, apalagi timnas Indonesia saat ini mempunyai banyak pemain diaspora seperti Nathan Tjoe A On, Rafael Struick dan beberapa pemain diaspora lainnya, Sehingga FOMO membuat suporter merasa harus selalu update dengan berita terbaru, yang bisa mengganggu keseimbangan hidup mereka.
Evolusi fandom dalam era digital. Era digital telah membawa perubahan besar dalam cara suporter berinteraksi dengan sepak bola. Media sosial, aplikasi streaming, dan berbagai platform digital lainnya memungkinkan akses informasi yang cepat dan real-time. Suporter tidak lagi harus menunggu berita dari media cetak atau siaran televisi; kini mereka dapat mengikuti perkembangan tim dan pemain favorit mereka secara langsung.
Bagi para cegil, media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok menjadi sarana utama untuk mengikuti kehidupan sehari-hari para pemain Timnas. Mereka tidak hanya tertarik pada prestasi di lapangan, tetapi juga pada aktivitas di luar lapangan, seperti latihan, kehidupan pribadi, dan interaksi sosial para pemain. Akibatnya, para suporter ini sering kali merasa tertekan untuk selalu terhubung dan tidak ingin ketinggalan informasi terbaru.
Bagaimana dampak psikologis FOMO pada supporter? Fenomena FOMO membawa dampak psikologis yang signifikan bagi para suporter. Mereka sering kali merasa cemas dan stres jika ketinggalan berita atau tidak mengikuti tren terbaru. Kondisi ini diperparah oleh sifat media sosial yang sangat dinamis dan cepat berubah. Notifikasi yang terus-menerus, pembaruan status, dan konten yang selalu segar membuat para suporter merasa harus selalu memeriksa perangkat mereka.
Dalam konteks sepak bola, FOMO dapat menyebabkan para suporter menjadi lebih emosional dan reaktif. Mereka bisa cepat marah atau kecewa jika pemain favorit mereka tidak tampil baik, atau sebaliknya, sangat gembira dan membanggakan ketika pemain tersebut meraih prestasi. Pola perilaku ini bisa menyebabkan ketidakstabilan emosi yang berpotensi mengganggu keseharian mereka.
Dinamika Sosial di antara para suporter, FOMO juga memengaruhi dinamika sosial di antara para suporter. Kompetisi untuk menjadi yang paling up-to-date sering kali menciptakan persaingan terselubung. Suporter berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi terbaru dan menjadi yang pertama membagikannya di media sosial. Hal ini tidak jarang menimbulkan friksi dan perselisihan di antara kelompok suporter.
Di sisi lain, fenomena ini juga dapat memperkuat solidaritas dan rasa kebersamaan. Suporter yang memiliki ketertarikan yang sama dapat saling berbagi informasi dan pengalaman, menciptakan komunitas yang lebih solid. Namun, ketegangan bisa muncul ketika ada perbedaan pendapat atau ketika informasi yang dibagikan ternyata tidak akurat.
Peran Media dan Klub dalam Mengelola FOMO, Media dan klub sepak bola memiliki peran penting dalam mengelola fenomena FOMO di kalangan suporter. Mereka dapat memberikan informasi yang akurat dan terpercaya, serta menciptakan konten yang informatif dan mendidik. Pengelolaan informasi yang baik dapat membantu mengurangi kecemasan dan tekanan yang dirasakan oleh para suporter.
Tim sepak bola juga bisa memanfaatkan fenomena FOMO dengan cara yang positif. Dengan menyediakan konten eksklusif dan menarik, mereka bisa membangun hubungan yang lebih erat dengan suporter. Selain itu, program-program interaktif seperti sesi tanya jawab dengan pemain, video behind-the-scenes, dan berbagai aktivitas lain dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi para suporter tanpa menimbulkan kecemasan yang berlebihan.
Maka dapat disimpulkan Fenomena FOMO di kalangan suporter sepak bola Indonesia, khususnya para cegil yang fanatik terhadap pemain Timnas, mencerminkan dinamika sosial dan psikologis yang kompleks. Sementara FOMO dapat menyebabkan kecemasan dan stres, ia juga memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara para suporter.
Media sepak bola Timnas Indonesia juga memiliki tanggung jawab untuk mengelola informasi dengan bijak dan menciptakan konten yang positif serta mendidik. Dengan pendekatan yang tepat, fenomena FOMO dapat dimanfaatkan untuk membangun komunitas suporter yang lebih sehat dan solid, sekaligus menjaga euforia dan kebanggaan terhadap Timnas Indonesia tetap hidup, saya harap dengan adanya tren FOMO ini tidak menjadi hambatan bagi Garuda untuk memperjuangkan negaranya di kancah dunia sekalipun.
*Mahasiswa KPI Unhasy.