
Oleh: Aiziyah*
Di era digital ini, akses informasi dan komunikasi menjadi semakin mudah dan cepat. Hal ini membuka peluang baru bagi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal keagamaan. Akses digital dalam keagamaan menghadirkan berbagai manfaat dan tantangan yang perlu dikaji lebih dalam.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi keagamaan dengan mudah dan cepat. Berbagai sumber informasi keagamaan, seperti kitab suci, tafsir, ceramah agama, dan artikel keagamaan, kini tersedia secara online. Hal ini memberikan kemudahan bagi umat beragama untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan agama mereka.
Dalam akses informasi keagamaan memainkan peran penting dalam pembentukan identitas pribadi dan spiritual. Individu dapat menemukan jati diri mereka melalui ajaran agama dan merasa lebih terhubung dengan komunitas keagamaan mereka. Serta panduan tentang nilai-nilai moral dan etika, membantu individu dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan prinsip-prinsip agama.
Dalam era digital saat ini, media informasi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, mempengaruhi berbagai aspek, termasuk bidang keagamaan. Akses informasi keagamaan melalui media informasi telah membawa perubahan signifikan dalam cara individu memperoleh, memahami, dan mempraktikkan ajaran agama mereka.
Informasi keagamaan memiliki keunggulan dalam mengakses informasi keagamaan yang lebih luas dapat memainkan peran penting dalam memperkaya kehidupan spiritual dan sosial individu serta memperkuat kohesi sosial dan harmoni dalam masyarakat dengan pendidikan yang lebih baik tentang hak-hak mereka, tanggung jawab sosial, dan cara-cara untuk berkontribusi pada kebaikan bersama.
Internet menyediakan akses yang luas dan cepat ke berbagai sumber informasi keagamaan, mulai dari teks-teks suci, ceramah, artikel, hingga video keagamaan. Hal ini memungkinkan umat beragama untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam tentang keyakinan mereka tanpa batasan geografis dan waktu. Selain itu, komunitas keagamaan online memberikan ruang bagi diskusi, konsultasi, dan dukungan spiritual yang tidak terbatas pada lingkup lokal saja.
Namun, akses yang begitu mudah dan luas ini juga memiliki sisi gelap. Informasi yang tidak diverifikasi, ajaran sesat, dan pandangan ekstremis juga mudah menyebar di dunia maya, yang dapat menyesatkan dan membahayakan pemahaman serta praktik keagamaan individu. Serta bagaimana individu dapat menavigasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkaya kehidupan spiritual mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruhnya, diharapkan dapat ditemukan cara-cara yang lebih bijak dan efektif dalam memanfaatkan media cyber untuk tujuan keagamaan, dan dukungan spiritual yang lebih mudah dijangkau.
Terdapat juga risiko signifikan yang perlu diwaspadai, seperti fragmentasi pemahaman, dan superficialitas dalam praktik keagamaan. Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif, penting bagi individu untuk menggunakan media dengan bijak dan kritis, serta memastikan bahwa sumber informasi yang digunakan adalah kredibel dan dapat dipercaya. Akses informasi keagamaan di era digital menghadirkan daya tarik yang signifikan bagi individu, dengan berbagai dampak positif dan potensi tantangan.
Berikut beberapa poin pentingnya, Banyak situs web dan aplikasi yang menyediakan informasi tentang berbagai agama, seperti kitab suci, tafsir, doa, dan artikel. Hal ini memungkinkan individu untuk mempelajari agama lain secara mandiri dan mendalam. Media sosial dan platform online lainnya telah merevolusi cara informasi agama disebarkan dan dikonsumsi, memungkinkan individu untuk menyebarkan informasi agama kepada audiens yang luas dan beragam, melampaui batas geografis dan budaya, informasi agama dapat disampaikan dalam berbagai format menarik, seperti teks, gambar, video, dan audio, sehingga lebih mudah diakses dan dipahami memungkinkan interaksi dan partisipasi aktif dalam penyebaran informasi agama, mendorong diskusi dan pertukaran ide.
Memastikan bahwa informasi mengenai nagama yang dibagikan dan diajarkan berasal dari sumber yang kredibel dan otentik, seperti kitab suci, tafsir terpercaya, dan ulama yang diakui. Sebelum membagikan informasi agama, penting untuk memverifikasinya dengan sumber lain untuk menghindari penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan. Menghindari sensasionalisme dan provokasi: Hindari penggunaan bahasa yang sensasional atau provokatif yang dapat memicu perpecahan atau konflik antarumat beragama.
Penting untuk menghormati keragaman agama dan keyakinan, serta menghindari konten yang diskriminatif atau menyinggung. Mempromosikan dialog antar umat beragama, dengan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi dialog antar umat beragama yang konstruktif dan saling menghormati. Serta hindarilah ujaran kebencian dan kekerasan atas nama agama. Pastikan juga untuk melindungi privasi data pribadi individu yang terlibat dalam kegiatan berbagi dan pengajaran informasi tentang keagamaan.
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal keagamaan. Akses digital dalam keagamaan menghadirkan berbagai peluang baru, seperti kemudahan akses informasi keagamaan, munculnya komunitas online keagamaan, dan peluang dakwah yang lebih luas. Namun, di sisi lain, akses digital dalam keagamaan juga penyebaran informasi yang salah dan menyesatkan, munculnya sikap individualisme dan eksklusivisme, serta potensi penyalahgunaan teknologi untuk tujuan yang tidak semestinya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi digital keagamaan bagi masyarakat. Literasi digital keagamaan dapat membantu umat beragama untuk memanfaatkan teknologi digital secara bijak dan bertanggung jawab dalam kehidupan beragama. Dengan literasi digital keagamaan yang mumpuni, umat beragama dapat terhindar dari informasi yang salah dan menyesatkan, memperkuat keimanan, menjalin hubungan sosial antar umat beragama yang lebih harmonis, dan berkontribusi pada kemajuan kehidupan beragama di era serba digital.
*Mahasiswa KPI Universitas Hasyim Asy’ari.