
Oleh: Nurdiansyah Fikri Alfani*
Siapa yang tidak tahu dengan tradisi maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam? Acara ini biasanya diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah sebagai hari lahirnya Rasulullah. Di Indonesia banyak sekali istilah mengenai tradisi maulid nabi ini, misalnya saja di Jawa, orang Jawa biasanya menyebut acara maulid ini dengan istilah Muludan, di dalam acara tersebut biasanya terdapat kenduri atau hidangan makanan yang dibawa oleh setiap masyarakat setempat, makanan tersebut bisa berupa buah-buahan atau makanan tradisional setempat, tujuan mereka adalah bersyukur dengan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT dan juga rasa berbahagia atas lahirnya Nabi Muhammad.
Dalam tulisan ini penulis tidak membahas mengenai hukum memperingati maulid nabi, tetapi untuk memberikan beberapa referensi mengenai kapan tanggal lahir Rasulullah sebenarnya, karena banyak sekali perbedaan mengenai hal itu. Misalnya saja banyak orang yang tidak sependapat mengenai lahirnya Rasulullah itu tanggal 12 Rabiul Awal, mereka berpendapat kalau tanggal 12 Rabiul Awal itu adalah tanggal wafatnya Rasulullah.
Sebagai referensi kami menukil pendapat Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, beliau menuturkan:
عَنْ جَابِرٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُمَا قَالَا: وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الفيل يوم الاثنين الثامن عَشَرَ مِنْ شَهْرِ رَبِيعٍ الْأَوَّلِ وَفِيهِ بُعِثُ وَفِيهِ عُرِجَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ وَفِيهِ هَاجَرَ وَفِيهِ مَاتَ. وَهَذَا هُوَ الْمَشْهُورُ عِنْدَ الْجُمْهُورِ والله أعلم
[ابن كثير ,البداية والنهاية ط الفكر ,2/260]
Artinya: Diriwayatkan dari Jabir dan Ibnu Abbas: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun gajah hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal, dan pada hari itu juga beliau diutus sebagai nabi, diangkat menuju langit (Isra Mi’raj), beliau berhijrah dan di tanggal itu pula beliau wafat, inilah yang masyhur di jumhur ulama, wallahu a’lam.
Ada juga hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam kitabnya:
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ عَنْ غَيْلَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
Artinya: Menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun dari Ghailan dari Abdullah bin Ma’bad Az Zimani dari Abu Qatadah Al Anshari radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, maka beliau pun menjawab, “Di hari itulah saya dilahirkan, dan pada hari itu pula, wahyu diturunkan atasku.”
Dapat disimpulkan dari hadis di atas dan pendapat Ibnu Katsir, memang pada tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad, tapi di tanggal dan hari itu juga beliau wafat, dan diutus sebagai rasul pada umur 40 tahun, melaksanakan Isra Mi’raj, melaksanakan hijrah.
Beliau juga wafat pada tanggal itu, jadi tidak salah juga mereka yang mengatakan kalau tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan hari wafatnya Rasulullah. Tetapi yang masyhur diketahui bahwasanya acara maulid nabi yang biasanya diperingati oleh umat Islam khususnya di Indonesia adalah peringatan hari lahirnya Rasulullah bukan hari wafatnya.
Referensi:
Bidayah wa an-Nihayah
Kitab Sahih Muslim
*Santri Tebuireng.