Sekitar 336 mahasiswa UIN Lampung kunjungi Tebuireng, (15/1/19). (Foto: Anis)

Tebuireng.online- Pesantren Tebuireng, Senin (15/1/19) mendapat kunjungan dari Universitas Islam Negeri Lampung (UIN Lampung). Kunjungan tersebut diikuti 336 mahasiswa semester lima program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), kepala program studi, dan beberapa dosen lainnya. Keluarga Pesantren Tebuireng tentu menyambut hangat kedatangan mereka.

Menurut pengakuan kepala program studi, PAI merupakan salah satu prodi tertua di UIN Lampung. Dari sepuluh prodi yang ada,  salah satunya yang telah terakreditasi A ialah prodi PAI. Sudah tiga kali berturut-turut mampu mempertahankan akreditasi A.  UIN Lampung ini termasuk nomor 1 untuk wilayah Sumatera dan nomor 4 jika ditinjau secara nasional.

Tujuan dari kunjungan ini ialah mencoba untuk menemukan beberapa teori dalam pendidkan khususnya dalam Pendidikan Agama Islam hingga dapat lebih akrab dengan Pesantren Tebuireng.  Selain itu yang menjadi tunjuan ialah bisa berziarah ke makam Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, yang merupakan salah satu pahlawan nasional yang berkecimpung dalam kemerdekaan serta makam salah satu mantan Presiden Republik Indonesia KH. Abdurrahman Wahid.

Kepala Pondok Putra Tebuireng, Mudir Bidang Pendidikan Pondok, Kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah, Koordinator Majelis ‘Ilmi, serta Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Lampung berjajar di podium depan.

H. Lukman, Mudir Bidang Pendidikan Pondok, menyampaikan tentang sejarah pesantren Tebuireng yang mulanya menjadi pusat kemaksiatan, kini menjadi cahaya yang bersinar. “Tebuireng dijadikan rujukan atau tujuan, tentu ada sesuatu yang diinginkan,” tuturnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebagai mahasiswa PAI,  tentu arah ke depannya tidak jauh juga dari dunia pendidikan. Oleh sebab itu,  fungi guru atau dosen ialah bisa menjadi pemersatu umat bukan menjadi pemecah belah umat. “Di tangan kalian Ada amanah untuk menyatukan umat,” ungkap Ustadz Roziqi, Kepala Madrasah Aliyah Syafi’iyah Tebuireng.

Ustadz Roziqi juga mengungkapkan bahwa sebagai guru jangan mencari sertifikasi, justru dengan manjadi guru dapat menciptakan lapangan kerja,  bagaiamana melahirkan terobosan-terobosan baru, bisa menjadi anfauhum linnas,  serta menjadi kaya dan memperkaya diri sendiri. “Semoga dengan pertemuan yang singkat ini, bisa menjadi perantara bertemunya kita di surga nanti,” harapnya.

“Kami memilih Tebuireng karena sudah banyak berkontribusi dalam dunia pendidikan.  Selama ini hanya tahu dari sejarahnya saja bagaimana Tebuireng,” terang Hikmah, salah satu mahasiswi PAI UIN Lampung.

Sebelum berkunjung ke pesantren Tebuireng, pihak UIN Lampung sudah melakukan kunjungan ke beberapa daerah diantaranya, Bali dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta usai dari pesantren Tebuireng.

Pewarta: Rafiqatul Anisah

Editor/Publihser: RZ