(Sumber: abdillahmt.com)
(Sumber: abdillahmt.com)

Oleh: Hilmi Abedillah*

Hari Raya Idul fitri merupakan hari kegembiraan saat kaum muslim merayakan kemenangan setelah mejalani puasa Ramadan selama sebulan. Banyak hal yang dipersiapkan sebelum hari itu, misalnya pakaian baru, penampilan baru, bersih-bersih rumah, suguhan untuk tamu, dan makanan yang mewah.

Dalam sektor ekonomi pun melonjak tinggi, hingga pasar swalayan menyediakan diskon besar-besaran. Semua orang bersenang-senang, sampai-sampai televisi menayangkan hiburan yang luar biasa meriahnya.

Semua orang merayakan Idul Fitri dengan segala gegap gempitanya. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa hari itu adalah momen untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Sang Pemberi Nikmat. Setelah gugur dosa-dosa kepada Tuhan dengan berpuasa Ramadan, manusia bersalam-salaman antar sesama dan mengampuni kesalahan-kesalahan.

Dalam Bughyatul Mustarsyidin disebutkan, “Laisa al ‘id li man labisa al jadid, wa lakinna al ‘id li man tho’atuhu tazid.” Hari raya bukanlah untuk mereka yang baru pakaiannya, namun bagi mereka yang bertambah ketaatannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Oleh karena itu, di momen yang spesial ini, umat muslim tentunya harus tetap menjaga ketakwaannya dan menghindar perbuatan-perbuatan maksiat. Pesta silahkan digelar semeriah mungkin, tetapi tetap pada koridor-koridor yang ditentukan oleh syara’. Selain disunnahkan bertakbir pada Hari Raya Idul Fitri, berikut ini adalah kesunnahan yang bisa diamalkan seputar hari itu.

  1. Menghidupkan malam Idul Fitri dengan beribadah, seperti dzikir, shalat, dan membaca Al Quran. Bisa juga dengan banyak-banyak membaca istighfar, takbir, dan tasbih. Utamanya dilakukan pada sepertiga akhir malam hari raya. Dan lebih utama lagi jika dilakukan semalam penuh.
  2. Mandi, memakai wangi-wangian, bersiwak, dan memakai pakaian paling bagus, sebagaimana ketika akan berangkat shalat jumat. Ini untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan.
  3. Berangkat shalat id sepagi mungkin dengan jalan kaki walaupun matahari belum terbit. Tujuannya agar lebih dekat dengan imam, dan menanti shalat akan mendapatkan pahala yang banyak.
  4. Makan sebelum berangkat Shalat Idul Fitri. Dan baiknya adalah makan kurma dengan jumlah ganjil. Berbeda dengan Idul Adha yang disunnahkan makan setelah pulang dari shalat.
  5. Menyerahkan zakat fitrah sebelum orang-orang pergi shalat id. Namun tidak masalah jika diberikan beberapa hari sebelumnya supaya fakir miskin bisa memanfaatkannya ketika hari raya tiba.
  6. Memperbarui hubungan dengan kerabat dan memperbanyak sedekah sunnah menurut kemampuan dan melebihi dari biasanya (bagi-bagi THR).
  7. Menunjukkan wajah gembira kepada sesama mukmin dan mempererat hubungan persaudaraan.

Dengan melakukan amal-amal sunnah tersebut, diharapkan Idul Fitri kita menjadi berbobot dan tidak hanya tempat bersenang-senang saja. Idul Fitri ialah waktu untuk meningkatkan ibadah kepada Allah dan berbagi kepada sesama manusia. Agar hablun min Allah (hubungan dengan Allah) dan hablun min an nas (hubungan dengan manusia) kita berjalan dengan baik. Wallahu a’lam.


(Dikutip dari al Fiqhul Islami wa Adillatuhu karya Syaikh Wahbah az Zuhaili)

*Alumnus Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari.