(ket.tengah) Panglima TNI Hadi Tjahjanto saat silaturahmi dengan alim ulama Jawa Timur di Pesantren Tebuireng, Kamis (20/6/19). (Foto: Amin Zein)

Tebuireng.online – Acara silaturahmi yang diikuti oleh alim ulama se-Jawa Timur yang dilaksanakan di Pesantren Tebuireng pada Kamis (20/6/19), dihadiri pula oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Selain itu dalam acara yang dihadiri oleh kiai dan hubaib se-Jawa Timur menjadi ajang mereka berdiskusi mengenai kenegaraan. Petinggi TNI Republik Indonesia tersebut juga melakukan klarifikasi tentang kejadian kurang mengenakan, yang terjadi di negara Indonesia beberapa waktu yang lalu.

“Saya perlu menyampaikan apa yang sebenar-benarnya terjadi pada kejadian Mei lalu. Mengingatnya banyak sekali kabar yang simpang-siur,” sampainya.

Beliau mengatakan, perlu menyampaikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan saat terjadi kerusuhan menyusul pengumuman hasil rekapitulasi KPU. Sebab Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, tersebut menyatakan telah memegang komandan pada anggotanya, yang saat itu turut mengamankan aksi.

“Informasi dari inteligen mengatakan akan ada kerusuhan, jadi kami berusaha untuk menekan. Syukur-syukur tidak terjadi,” ungkapnya.

Majalah Tebuireng

Panglima TNI melakukan beberapa reyakasa dengan membayangkan kejadian yang terjadi saat kerusuhan 1998.

“Saya melakukan simulasi mulai dari menyediakan rumah sakit-rumah sakit, helikopter dengan membayangkan jika akses jalan terputus atau tidak bisa dilewati. Dapur umum, water boombing dan pesawat mata-mata,” imbuhnya.

Adapunantisipasi yang beliau lakukan semata-mata agar kejadian pada Mei 1998 tidak terulang kembali. Dalam sambutannya, beliau berharap kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu tersebut tidak lagi terjadi. Baik di Ibu Kota maupun di daerah-daerah.

“Saya berharap ke depan tidak ada kerusuhan lagi, sehingga rakyat Indonesia aman, tenang,” tutupnya.

Pewarta: Anik Wulansari

Publisher: RZ