tebuireng.online– Rabu (09/03/2016), seperti yang telah ramai menjadi perbincangan para ulama, akademisi,  dan pemberitaan media, merupakan hari bersejarah di mana muncul gerhana matahari total yang hanya terjadi hanya di Indonesia.

Meski gerhana matahari tidak terlihat secara total di kota Jombang, namun santri Pesantren Tebuireng 2  tetap melakukan ibadah shalat sunah gerhana matahari atau kusuf di sekolah. Kegiatan shalat sunah tersebut selain diikuti oleh warga SMA Trensains (Pesantren Tebuireng 2) juga diikuti oleh santri yang mengikuti dikat di Pusat Diklat Pesantren Tebuireng. Bertindak sebagai khotib sekaligus imam shalat  adalah Ustadz Umbaran, S. Hi.,  Kepala Pondok Pesantren Tebuireng 2.

Dalam khutbahnya,  beliau mengingatkan bahwa sesungguhnya kita (umat Islam) adalah umat terbaik dimuka bumi yang bertugas untuk selalu menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran. Untuk menjadi umat terbaik, maka saat ini umat harus mengusai sains. Karena dengan sains umat dapat menjelaskan fenomena alam secara ilmiah, sehingga umat akan terhindar dari sikap non ilmiah seperti klenik, mistis, dan mitos.

Gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Dengan sains, kita bisa mempelajari  kebesaran dan kekuasan Allah di alam ini. Gerhana memberikan banyak bukti bahwa alam ini ada yang menciptakan dan mengaturnya. Allah SWT-lah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan.

وَسَخَّر لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَآئِبَينَ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

Majalah Tebuireng

Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”. (QS. Ibrahim: 33)

Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Namun, sangat disayangkan, saat ini umat muslim bukan pemegang kendali ilmu pengetahuan. Kita akan malu bahwa umat terbaik ini bukanlah penguasa-penguasa bumi sebagai seharusnya. Padahal, dulu kita pernah menjadi khalifah di dunia ini.

Melalui fenomena gerhana matahari ini, khotib juga menyampaikan bahwa hanya ulil albab (orang-orang yang berpikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya. Sebagaimana firman Allah SWT :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ{190} الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ{191

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau. Maka  peliharalah  kami dari  siksa  neraka.”(QS. Ali Imran: 190-191)

Untuk itu Ustadz Umbaran berharap kepada para santri untuk terus belajar dan mengkaji ilmu pengetahuan, terutama kaitannya dengan alam semesta. Hal itu harus dilakukan agar mendapatkan kembali milik kita yang telah hilang, harga diri, serta derajat kemuliaan sebagai umat terbaik di muka bumi. Tidak kalah penting lagi yaitu kembalinya peradaban Islam yang saat ini terus digerus oleh peradaban modern, sehingga umat Islam seringkali kehilangan jadi dirinya.

Harapan kedepan, dengan berdirinya pesantren sains (Trensains) mampu mencetak kader-kader ilmuan, teknolog, dan dokter yang memiliki basis al Qur’an yang kuat, sehingga mampu mewujudkan cita-cita luhur yaitu kembalinya peradaban Islam yang ditandai dengan lahirnya sains islam di era modern ini.

Rangkaian ibadah tersebut diakhiri dengan ramah-tamah antara santri dengan asatidz, dilanjutkan dengan pengamatan (observasi) oleh sebagian santri bersama asatidz, kegiatan ini sangat berkesan bagi para santri sebab fenomena ini merupakan fenomena yang langkah dan tidak akan dijumpai setiap tahun. (Abdul Ghofur/abror)