foto 1tebuireng.online- JOMBANG –Ujian Nasional atau UN bagi siswa dimaknai layaknya momok menakutkan. Tak heran, berbagai upaya dilakukan agar lulus dengan nilai memuaskan. Baik usaha lahir ataupun batin. Salah satu upaya yang dilakukan musyawarah guru mata pelajaran pendidikan agama Islam (MGMP-PAI) Kabupaten Jombang, Selasa (1/4).

Kegiatan yang digelar di masjid agung Baitul Mukminin Jombang ini dimulai dengan shalat Dhuha, shalat hajat, istighatsah, khatmil Qur’an, tahlil, shalawat nabi dan doa penutup. “Acara ini sudah rutin digelar sejak tahun 2003 silam,” ujar anggota panitia Asrorul Munir.

Sejak pukul 06.30 pagi, masjid yang berada di barat alun-alun Jombang itu sudah mulai dibanjiri lautan siswa. Tidak kurang dari 7.000 peserta datang berbondong-bondong. Mereka adalah siswa kelas akhir jenjang SMA/SMK/MA se-Jombang. Baik dari sekolah negeri atau swasta.

Peserta yang membludak membuat jalan Ahmad Dahlan depan masjid ditutup. Bahkan dipasang tenda sehari sebelumnya. Banyak juga peserta yang mengikuti kegiatan di joglo alun-alun. Meski demikian, mereka tetap khusyu’ mengikuti rangkaian kegiatan sejak awal hingga acara usai.

“Doa bersama ini merupakan salah satu bentuk permintaan kepada Tuhan atas segala usaha yang telah dilakukan dalam menyambut UN,” kata humas panitia M. Arief Ridwan. Ketenangan jiwa sebelum menghadapi UN, lanjutnya, mutlak harus diwujudkan. Meski usaha lahir sudah banyak dilakukan.

Majalah Tebuireng

Bupati Jombang Nyono Suherli Wihandoko memberikan apresiasi kegiatan ini. Mantan wakil ketua DPRD Jombang ini datang bersama wakil bupati Munjidah Wahab, Forpimda, kepala SKPD dan para kepala sekolah. “Ini sebagai sarana aspek pengarahan dan pembinaan akhlak kepada siswa, sehingga anak-anak meningkatkan kecerdasan spiritualnya, “ ujarnya.

Ujian Nasional yang digelar 14-16 April nanti, lanjutnya, harus disiapkan menyambutnya. “Agar anak-anak siap dan tidak menganggap Ujian Nasional sebagai momok menakutkan, yang terpenting adalah usaha, doa dan tawakal,” imbuhnya.

Bupati juga berharap tingkat kelulusan UN di Jombang bisa mencapai 100 persen. “Namun soal-soal UN harus dikerjakan dengan penuh kejujuran dan tidak menyontek,” pintanya. Untuk itu, imbuhnya, doa dan dukungan orang tua adalah kekuatan luar biasa dalam menghadapi UN. “Jangan lupakan itu,” pungkasnya.

Sambutan positif juga diberikan guru PAI dari SMA PGRI 2 Jombang Ahmad Ayub. Pria berbadan gemuk ini berharap kegiatan ini berlanjut di tahun-tahun mendatang. “Terlebih tahun ini para peserta akan memberikan suara pertamanya pada Pileg 9 April nanti,” ujarnya.

Dengan istighatsah, lanjutnya, ketenangan diperoleh peserta tidak saat menghadapi UN saja. Tapi juga saat memilih para anggota dewan nantinya. “Karena seusia mereka masih sangat rentan jika harus berhadapan dengan politik uang yang selalu mengiringi setiap pemilu digelar,” imbuhnya. Dengan begitu, lanjutnya, peserta akan menyalurkan aspirasi sesuai isi hati. Bukan karena pemberian uang politik.

Ditemui usai acara, Rizki Romadhoni mengaku semakin mantap dalam menghadapi UN pada 14 April nanti. Siswa SMK Khoiriyah Hasyim Seblak ini mengaku bahwa istighatsah adalah sarana efektif untuk memasrahkan hasil akhir usaha selama ini kepada Tuhan.

“Yang penting usaha lahir berupa ikut try out, bimbingan belajar, les tambahan dan pemantapan materi,” ujarnya. Siswa asli Mojokerto ini berharap tahun ini semua siswa di sekolahnya bisa lulus seratus persen. (muk)