Kegiatan tersebut adalah bagian dari konsep ALC (Advanced Learning Class) yang diterapkan sekolah tersebut bagi siswa-siswi program kelas internasional. Kelas tersebut terdiri dari delapan kelas yang berkonsentrasi pada sistem bilingual, yaitu penggunaan dua bahasa asing, Inggris dan Arab dengan skala lebih dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Tujuan diadakannya program kelas tersebut, agar siswa-siswi lebih siap menghadapi tantangan masa depan yang sudah semakin global.
Kegiatan ini diadakan sekali dalam satu semester untuk kelas 1 dan 2. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada siswa-siswi mengenai proses produksi teh yang berkualitas sekaligus menjadi wahana berwisata edukasi yang menarik dan menyenangkan dengan pemandangan kaki Gunung Arjuno yang indah dan sejuk.
Observasi dilakukan dengan meninjau langsung kebun teh pertama di Jawa Timur tersebut, melihat proses pengolahan daun teh dari penerimaan pucuk teh, proses pelayuan, proses penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi, pengepakan, dan pengiriman. Bahkan para siswa-siswi dapat mengetahui manajemen pengelolaan dan pemasaran produk teh yang dihasilkan.
Kepala MTs Salafiyah Syafi’iyah Bapak Miftahul Huda menerangkan bahwa kelas tersebut memang ditujukan secara khusus fokus pada penguatan kemampuan bilingual, menguasai bahasa asing, Inggris dan Arab, disamping penguasaan pelajaran umum, agama dan kepesantrenan. “Semoga mereka ini menjadi calon-calon intelektual Islam (seperti pendiri pesantren ini) KH. Hasyim Asyari,” tulis Pak Miftahul Huda dalam akun facebook pribadinya. (abror)