Salah satu santri Pesantren Tebuireng kembali unjuk diri dalam ajang olimpiade. Sebelumnya santriawati Pesantren Tebuireng juara di bidang karya tulis ilmiah tingkat nasional. Pada kali ini di ajang Olimpiade Sains Internasional bidang Matematika di Singapura. Tentunya menjadi sebuah prestasi yang membanggakan. Selain membawa nama baik orangtua, sekolah, dan Pesantren Tebuireng. Prestasi yang sedemikian penting layak dijadikan motivasi bagi para santri lainnya. Bahwa bersekolah dibawah naungan Pesantren mampu berkompetisi dengan sekolah-sekolah unggulan diluar. Berikut wawancara wartawan Tebuireng Online, Abror dengan M. Iklil al-Miladi:iklil

Ilmu  Matematika Seakan Menjadi Pelajaran yang Kurang Menyenangkan Bagi Sebagian Siswa  Karena Bisa Dikatakan “Paling Dibenci”. Menurut Pandangan Anda Ilmu Matematika Seperti Apa?

Matematika sama sekali tidak menjadi beban apalagi menakutkan bagi saya. Memang  di sekolah itu pelajaran Matematika dianggap sulit. Kendati demikian, kita perlu mencoba, itu pasti bisa. Bagi  saya itu sebuah tantangan yang harus dihadapi. Saya ingin mencoba cari hal yang baru dan berbeda dengan anak-anak yang lain. Untuk pelajaran ini yang mudah, ya mungkin biasalah, mencoba untuk menekuni hal yang mereka biasa sebut itu beban karena kesulitannya. Saya berusaha keras dan belajar membuktikannya. Apakah memang benar-benar sulit atau tidak. Mengubah kesulitan menjadi tantangan.

Sejak Kapan Anda Menyukai dan Menekuni ilmu Matematika Secara Serius?

Sejak dahulu sudah suka dengan Matematika. Meskipun sebenarnya tidak seberapa mahir. Sempar terlintas dalam pikiran bahwa matematika itu mudah dan saya menyakini bisa jika ditekuni. Jadi kemudian saya berpikir harus bisa matematika. Saya pernah tidak mau diajak orangtua belajar di pesantren. Bermula dari mengikuti Olimpiade Matematika Se-Jawa Timur. Saya kemudian keluar sebagai juara pertama dan mendapatkan Beasiswa di SMP 1 Mojokerto tanpa tes dan gratis sampai lulus, tetapi karena memang dari mbah sendiri untuk memondokkan semua cucunya, saya harus bisa meneruskan mengikutinya. Sampai saya mondok di PP. Tebuireng, tidak mengubah perasaaan akan kecintaan saya pada matematika. Saya ingin terus mencoba sampai bisa.

Majalah Tebuireng

Bagaimana Anda Bisa Meneguhkan Kecintaan Anda Terhadap Pelajaran Matematika?

Ya mengalir begitu saja. Sejak SD nilai Matematika saya 100. Saya mencoba bergelut di bidang Matematika. Nah, orangtua juga mendukung.

Sejak di Pesantren  Belajar Matematikannya Anda bagaimana?

Terkadang saya mencari tempat sepi dan sunyi tetapi terang untuk belajar logika, sangat enak, seperti ba’da shubuh atau jam 11 malam.

Hobi Selain Matematika?

Mungkin ya main logika saja.

Logika Yang Seperti Apa?

Jadi, misalkan ada soal matematika yang logikanya ada berapa orang, gini—gini, cerita atau apa. Saya sering berfikir, membuat soal sendiri, kalau misalkan begini, bagaimana? Seperti bermain ushul fiqh gitulah, main logika yang kita tahu diterapkan disini. Saya juga suka main logika.

Sejauh Ini, Prestasi di Bidang Matematika Sampai Mana?

Dahulu pada waktu SD pernah menjuarai Olimpiade Matematika se-Jawa Timur. Semasa di Pesantren Tebuireng pernah ikut olimpiade Matematika Se-Jawa Timur di Surabaya, namun hanya jadi finalis saja. Pernah juga juara 3 dab 2. Baru yang kemarin ini pada tahun 2014 yang paling berkesan sampai ikut Olimpiade Matematika Singapura. Keluar sebagai Juara harapan.

Di Olimpiade Matematika di Singapura Tahun 2014 Dapat Apa?

Dapat Medali Merit Award. Tingkatanya ada medali emas, perak, dan perunggu. Kategori First Grade Senior High School Class 1 SMA.

Sudah merasa puas?

Belum, karena kemarin belum dapat medali emas.

Apakah Ada Prestasi Selain Di Bidang Matematika ?

Juara 3 lomba pidato bahasa Indonesia waktu MTs dulu se-kabupaten Jombang. Kemudian, juara qiro’ah. Juara pidato bahasa Indonesia dan bahasa Arab.

Proyeksi ke Depan Apa yang Menjadi Bidikan Anda?

Untuk matematika sendiri saya sekarang ini masih kurang. karena saya target harus bisa dapat medali emas di kancah Internasional. Saat ini saya juga sibuk sebagai Ketua OSIS. Belajar menjadi pemimpin. Karena sebenarnya kalau pemimpin itu, hanya main logika untuk mengatur semuanya seperti Bahtsul Masail gitu. Sangat senang dengan kegiatan-kegiatan seperti itu.

Kalau Melanjutkan Studi di Perguruann Tinggi, Mau Memilih Jurusan Matematika atau Lainnya?

Sebenarnya  saya sendiri suka matematika tetapi orang tua tidak setuju karena mungkin pelajaran matematika paling maksimal hanya jadi dosen. Terus ada yang bilang lagi dari saudara, masuk STAN saja, itu kan juga main logika, main ekonomi. Intinya belum terpikirkan, karena sekarang masih bingung mungkin ambil teknik atau apa gitu ya….

Dengar-dengar Sebelum ke Singapura  Sempat Sakit?

Sebelum Olimpiade kemarin itu dikarantina selama sebulan.  Di  Bogor selama seminggu. Disana mungkin saya masih  terlihat bodoh bila dibandingkan dengan murid-murid sekolah se Nusantara. Namun saya tetap optimis. Berbekal motivasi dari teman dan guru saya pak Subhan. Waktu itu kan Bulan Ramadhan. “Pak setelah Ramadhan kulo ten sekolahan mawon pak kaleh jenengan belajar sampek sonten habis pulang sekolah jam dua”. Saya belajar sampai sore privat sama Pak Subhan terus habis itu setelah Ramadhan pulang Di rumah tiba-tiba badan itu panas sampai ngedrop. Muntah itu dari pagi-siang itu hampir belasan kali,  bahkan hingga muntah darah. Setelah diperiksakan ternyata terkena typus. Typusnya itu sudah dikatakan stadium akhir, saya sudah stadium delapan. Disuruh  opname gini-gini. Akhirnya orang tua “Yah sudah Dok ini dirawat di rumah saja”, minta obat yang mahal sekalian, biar kalau bisa buat disana juga, di Singapura. Takutnya nanti sakit disana. Apalagi disana kerja otak bukan rekreasi. Kalau rekreasi kan tidak mikir. Dikasih obat banyak, Alhamdulillah dua hari sebelum keberangkatan itu sudah sembuh.

Selain Anda Apa Ada Kandidat Lain Dari Tebuireng?

Iya, sebenarnya itu ada sekitar empat kalau tidak salah dari Tebuireng. Tetapi karena mungkin biaya yang ada hanya untuk satu orang, kemudian dari empat orang tersebut itu, kita dites lagi. Menurut hasil prestasi akhir sesuai angka raport dan juga tes langsung gitu. Gurulah yang menentukan siapa yang pantas untuk ikut Olimpiade di Singapura.

Pesan Untuk Para Santri Agar Bisa Terus Berprestasi dan Semangat belajar

Buat teman-teman disini perlu dibangun mindset nya temen-temen. Wong belum apa-apa pasti sudah merasa kalah sama anak itu. Saya kira itu pikiran yang salah kaprah. Sama-sama manusianya, makan nasinya, kenapa kita harus takut? Yah pesannya hanya itu saja. Kesan, saya tidak pernah takut pada apapun, termasuk untuk melawan mereka yang dari luar pesantren sekalipun siswa yang berasal dari lembaga pendididkan Luar Negeri. Sama-sama manusia, makan karbohidrat, juga tidak beda! (Abror)