Tebuireng.online— Terhitung setengah bulan Ramadan, Senin (26/4) usai shalat tarawih Pesantren Tebuireng menutup kegiatan santri dan kajian kitab. Diketahui, sejak awal Ramadan Tebuireng menyediakan sekitar 33 majelis kajian kitab kuning. Mulai dari, Sahih Bukhari, Miftah al-Falah, Nur al-Dzalam, Jawahir al-Bukhari, dan masih banyak lagi.

Namun untuk Ramadan kali ini, Pesantren Tebuireng menyediakan kuota terbatas bagi santri kilatan. Mereka datang dari berbagai tempat dan ragam usia. Bahkan ada yang masih usia kelas 3-4 Sekolah Dasar (SD). Mereka sangat antusias mengikuti kajian-kajian yang diadakan oleh Pesantren Tebuireng.

“Saya sebagai perwakilan santri kilatan sangat berterima kasih kepada para Kiai atas ilmu yang disalurkan. Juga mohon maaf kepada para santri mukim Tebuireng apabila selama ini ada banyak ketidaknyamanan yang dibuat,” ungkap Mudhofar, santri kilatan asal Probolinggo, saat memberi sambutan.

Ketua Pondok, Ustaz Iskandar memberikan pesan kepada para santri agar kegiatan-kegiatan harian yang dilakukan di pondok, tetap diterapkan di rumah masing-masing.

“Nanti orang tua akan diminta kerja sama agar terus mengawasi anaknya ketika di rumah. Ini sebagai upaya perhatian kami kepada para santri, meski terbatas jarak,” ungkapnya kepada para wali santri yang hadir secara virtual di akun Youtube Tebuireng Online.

Majalah Tebuireng

Pewarta: Yuniar Indra