Tebuireng Institute menggelar santriversitas Goes To UI 2019 sebagai upaya melaksanakan komitmen Peningkatan Kualitas SDM Santri, Ahad (24/2). (Foto: MH)

Tebuireng.online- Komitmen Tebuireng Institute terhadap peningkatan kualitas santri, nampaknya tidak perlu diragukan lagi. Hal ini tampak pada kegiatan Santriversitas Goes To Universitas Indonesia yang diadakan pada Ahad (24/2/19) di Aula Bung Tomo kompleks Pemkab Jombang.

Program ini melanjutkan keberhasilan program-program pemberdayaan kualitas santri lainnya yang selama ini diinisiasi oleh Tebuireng Institute. Seperti program beasiswa Intensif TOEFL untuk santri yang rutin dilakukan dalam rangka meningkatkan peluang santri dalam meraih beasiswa ke luar negeri seperti LPDP dan beasiswa lainnya.

Seminar bertema Santriversitas Goes To Universitas Indonesia (UI) ini digagas Tebuireng Institute bersama Ruang Inovasi Jombang untuk menjawab kebutuhan santri dan pelajar pada umunya akan wawasan beasiswa, perguruan tinggi dalam hingga hingga luar negeri.

“Santri dan pelajar perlu menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya bahkan hingga ke universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di indonesia. Dengan bekal keilmuan yang tinggi santri dapat berperan dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0 yang ada dihadapan mata,” ungkap H Akhmad Jazuli, selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, dalam sambutannya.

Hadir dalam acara ini tiga narasumber inspiratif antara lain Nur Hamid peraih awardee LPDP program pasca sarjana Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Vyan Tashfirul Afkar mahasiswa UI jurusan Geografi dan anggota Majelis Wali Amanat UI tahun 2018 dan Miftah Faridl Jurnalis CNN Indonesia dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya.

Majalah Tebuireng

Kehadiran tiga narasumber ini mampu memompa motivasi peserta seminar yang berasal siswa dan alumni kelas XII dari SMA/SMK/MA se-Kabupaten Jombang. Miftah Faridl selaku Jurnalis CNN dan alumni jurusan Administrasi Negara Universitas Bayangkara 2002 menyampaikan bahwa kita semua harus mendefenisikan kembali apa arti kesuksesan bagi kita.

“Kesuksesan tidak selalu berarti diterimanya kita dikampus favorit saja, tetapi juga tentang kontribusi kita ke masyarakat,” ujarnya.

Alumni program IVLP Kedutaan Besar Amerika Serikat Tahun 2015 dan peraih Diversity Award 2018 ini juga menyampaikan bahwa Universitas Indonesia (UI) bisa jadi tolok ukur ideal pencapaian kesuksesan akan tetapi jika kita tidak lolos ke UI bukan berarti kita tidak lolos.

Sedangkan Nur Hamid sebagai awardee LPDP menceritakan bahwa melanjutkan studi ke PTN bukan soal persoalan ada tidaknya biaya untuk kuliah.

“Keinginan yang kuat adalah kunci utama untuk melanjutkan kuliah ke PTN. Sedangkan faktor biaya bisa kita upayakan melalui beasiswa dan atau dengan bekerja selepas kuliah. Dan tidak lupa dibarengi dengan doa restu kedua orang tua kita,” pesannya.

Hal ini pun dibuktikan oleh Vyan Tashfirul Afkar alumni Ponpes Darul Ulum Jombang dalam mencapai mimpinya di FMIPA jurusan Geografi UI hingga lolos sebagai perwakilan mahasiswa untuk duduk di Majelis Wali Amanat UI 2018. Kegagalan SNMPTN tidak menjadikannya patah arang, tetapi memacu motivasinya untuk menaklukkan SIMAK UI. Hingga sebagai mahasiswa dan anggota MWA UI 2018 akhirnya dia bisa berkunjung ke 6 (enam) negara di luar negeri.

Hafis Muaddab selaku Direktur Tebuireng Institute menyampaikan bahwa dengan menghadirkan pembicara dan seminar inspiratif seperti ini diadakan Tebuireng Institute dalam upaya memompa semangat para santri dan pelajar pada umumnya untuk mengglobal. Berani berkompetisi dan meningkatkan kapasitas dirinya untuk meraih beragam tawaran beasiswa dalam dan luar negeri. Dan Tebuireng Institute akan dengan senang hati menfasilitasi kebutuhan santri tersebut.

Pewarta: MH
Publisher: RZ