Suasana Diklat Santri Husada Pesantren Tebuireng di Aula lantai 3 Gedung KH. M. Yusuf Hasyim pada Kamis (01/10/2018). 

Tebuireng.online— Hidup menjadi santri di pesantren penuh dengan lahan pengabdian. Termasuk menjadi santri yang konsen mengurusi kebersihan dan kesehatan lingkungan pesantren. Hal itulah yang dicerminkan oleh Santri Husada Pesantren Tebuireng. Berproses di organisasi yang berperan aktif dalam kesehatan dan kebersihan itu merupakan lahan pengabdian bagi santri.

“Menjadi (anggota) Santri Husada adalah peluang untuk mengabdi dan menolong,” tutur Wakil Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng, Nyai Hj. Aisyah Muhammad saat menyampaikan sambutan Diklat Pengurus Santri Husada 2018-2019 di Aula Bachir Ahmad Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3 pada Kamis (01/10/2018).

Pada kesempatan itu pula aktivis Muslimat NU Jombang itu juga berpesan dan berharap agar paraanggota Santri Husada mampu berperan aktif dalam menjaga lingkungan pesantren dan mencegah penyakit menyebar di kalangan santri.

Acara tersebut juga dihadiri oleh tim kesehatan dari Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) Tebuireng, salah satunya, yaitu Dokter Galih. Ia menyebut Santri Husada punya peran aktif dalam proses penanganan kesehatan santri.

“Saya merasakan dengan hadirnya Santri Husada sangat membantu akan kegawatan dan penanganan buat santri yang sakit,” ujarnya.

Majalah Tebuireng

Salah satu mantan pengurus Santri Husada periode sebelumnya, Enda Sartika, juga memberikan naishat kepada junior-juniornya. “Amanat yang diemban oleh santri husada tidak hanya terwujud pada program kerja.  Namun yang lebih penting dan yang lebih utama adalah bagaimana kita bisa menjadi teladan untuk hidup bersih dan sehat,” siswin kelas XII MASS Tebuireng itu.

Pewarta:                Rizka Nur

Editor/Publisher: MAR