Kegiatan perlombaan ini sudah menjadi agenda tahunan di Pesantren Putri Tebuireng. Setiap santri berlomba-lomba untuk berkreasi se-kreatif mungkin dalam membuat sate yang enak. “perlombaan kali ini sifatnya antar Wisma”, ucap ustadzah Eli, salah satu Pembina pondok putri.
“
Walaupun tidak berhari raya dengan keluarga, namun mereka terlihat bahagia untuk berkumpul bersama menyate. Semua teras halaman pondok penuh dengan para santri dan batu bara untuk berjuang membuat sate.
“Pantas saja sate harganya mahal”, ucap Dira salah satu santriwati tebuireng “Membuatnya saja butuh banyak perjuangan”, tambah gadis yang terlihat kesusahan menghidupkan bara api. (Ifana/Aldo)