tebuireng.online-Dunia pendidikan Nasional nampak mengalami banyak problem. Salah satunya mengenai masalah kurikulum. Untuk itulah dibutuhkan solusi yang tepat guna menyelesaikan problem yang ada.Program Pasca Sarjana Universitas Hasyim Asy’ari. UNHASY menggelar acara Seminar Nasional  Pendidikan, Kamis (17/05)  di Aula Bachir Ahmad Gedung Yusuf Hasyim Lt. 3 Pesantren Tebuireng Jombang.

Acara tersebut mengangkat tema, “Strategi Implementasi Kurikulum 2006 Dan Kurikulum 2013 Pada Sekolah Dan Madrasah Pasca Kebijakan Mendikdasmen RI”. Beberapa narasumber, Prof. Dr. KH. Muchlas Samani, Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo, MA.,  dan  Dr. H. Imron Arifin, M.Pd  yang memberikan ceramah ilmiahnya. Ratusan peserta yang terdiri dari beberapa mahasiswa S1 dan S2 yang berada di Jombang tampak antusias.

Perubahan mindset pada kurikulum 2013 yaitu usaha yang terpadu antara yang terpadu rekonstruksi kompetisi lulusan, dengan kesesuaian, revolusi pembelajaran dan reformasi penilaian. Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia yang pertama 1947 rencana pelajaran, 1968 kurikulum dasar, 1975 kurikulum sekolah dasar, 1994 kurikulum 1994, 2004 rintisan kurikulum berbasis kompetensi (kbk), 2013 kurikulum 2013. Sebenranya kurikulum 2006 tidak ada yang ada kurikulum 2004, kurikulum 2006 itu hanya penyempurnaan dari kurikulum 2004 yang dinamakan KTSP.

Dalam dunia pendidikan yang terpenting adalah anak itu dapat menganalisis dan menyimpulkan dan proses belajar itu hal yang penting. “ filosofi proses itu adalah biarkanlah anak belajar dengan sendiri meskipun membutuhkan waktu yang lama, jika anak terbiasa dilatih maka belajarnya harus dituntun terus menerus dan susah untuk belajar mandiri”, tutur Muchlas. Hasil belajar sendiri tergantung pada inovasi yang ada dalam kelas/sekolah, hal ini Muchlas mengusulkan bahwa dalam pendidikan kedepan  bukannya anak diajar apa? Tapi, anak belajar apa?.

Menurut, Imam Suprayogo, bahwa orang Indonesia hanya memaknai kiblat itu menghadap/ arah pada saat shalat dan mati, itu jika dilihat dari kiblat Ka’bah maka itu adalah benar. Tetapi, ketika dalam hal Ekonomi kiblat Indonesia adalah negara China, ketika hal Teknologi kiblatnya pada negara Jepang dan Jerman, ketika hal Pendidikan kiblatnya pada negara Amerika dan Eropa, ketika dalam hal Hukum berkiblat pada negara Belanda.

Majalah Tebuireng

Guru tetap menjadi tombak dalam sebuah kurikulum, sehingga peran guru sangat penting dalam berjalannya kurikulum. Ada beberapa macam-macam guru yaitu, good teacher, best teacher, dan greet teacher. Mengenai keilmuan dapat dihasilkan dari observasi dan eksperimen. Sedangkan ilmu dasar terbagi tiga yaitu, alam, sosial, dan humaniora. mempelajari ilmu tersebut dalam kontak untuk memahami dan mengenal ciptaan Allah disekolah maupun di madrasah, dan mempelajarinya sampai mengucapkan rasa kagum atas keagungan Allah.

Kurikulum nasional adalah suatu kurikulum sebagai standart minimal yang diterapkan di seluruh indonesia, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, kreatif dan dapat bertanggung jawab. Pembicara terakhir, Dr. H. Imron Arifin, M.Pd, menegaskan bahwa “Kurikulum yang sukses itu adalah kurikulum yang hidup dengan baik”, (Anita/Fani/Fao)