tebuireng.online– Pada kesempatan memperingati perjuangan para pejuang kemerdekaan, termasuk santri dan ulama’, Pesantren Tebuireng kedatangan rombongan berbaju loreng-loreng ala pasukan militer dan kaos hijau-hijau. Mereka adalah beberapa pasukan Banser dan sejumlah tokoh NU Surabaya yang melaksanakan kegiatan Napak TIlas Resolusi Jihad kemarin pagi, (22/11/2015), dipelopori oleh Museum NU Surabaya. Penyambutan rombongan bertambah khikmat dengan diiringi tabuhan rebana santri Tebuireng.

Rombongan yang dipimpin Direktur Museum NU Surabaya, Dr. H. Muhibbin Zuhri, M.Ag., ini disambut oleh Wakil Pengasuh Bidang Kepesantrenan, Drs. H. M. Irfan Yusuf, M.Si., pengurus pondok, para asatidz, santri dan mahasiswa. Berbeda dengan tahun lalu yang, melibatkan ribuan orang dengan para pecinta sepeda ontel, tahun ini hanya sekitar 100 orang saja yang mengikuti. Bahkan tak satupun perwakilan Pemkab Jombang yang terlihat hadir. Walau sederhana, acara berlangsung sangat khidmat dan lancar.

Bertindak sebagai pembina upacara, adalah Gus Irfan, sapaan akrab Drs. H. M. Irfan Yusuf, M.Si. Dalam amanatnya di depan sekitar 250 peserta upacara, Gus Irfan mengatakan, peringatan Resolusi Jihad adalah bentuk mengingat perjuangan para pahlawan, para kiai, para ulama, dan santri. “Generasi sekarang dan yang akan datang harus mengisi kemerdekaan yang telah dipertaruhkan pejuang dengan keringat, air mata, darah, bahkan nyawa,” ucap putra KH. M. Yusuf Hasyim tersebut, dengan semangat.

“Tugas kita adalah mengisi kemerdekaan ini. Harus dengan memberi manfaat bagi bangsa dan umat. Jangan sampai negeri yang luar biasa kekayaaanya ini dimanfaatkan oleh bukan bangsa kita dan bukan umat Islam. Dinikmati oleh bangsa-bangsa lain,“ ujar Gus Irfan.

“Selain bersilaturrahmi ke pondok yang  bersejarah ini rombongan dari Surabaya ini juga berziarah ke makam Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asyari. Dalam rangka menapaktilasi apa yang telah beliau perjuangkan sehingga Negara Republik Indonesia ini menjadi  negara yang berdaulat,” tutur Direktur Museum NU Surabaya, Bapak Dr. H. Muhibbin Zuhri, M.Ag.

Majalah Tebuireng

Acara ini sudah terselenggara selama tiga tahun berturut-turut dengan rute Tambakberas, Tebuireng dan Surabaya. Menurut catatan di Museum NU, acara ini adalah latihan kontentik yaitu menapaktilasi Resolusi Jihad dari Tebuireng sebelum tanggal 22 Oktober 1945. Pada saat itu, terjadi rapat konsul-konsul para ulama se-Jawa dan Bali di Surabaya, telah melahirkan keputusan besar, dipelopori oleh Hadratusyaikh. Hal yang disepakati dalam pertemuan tersebut difatwakan menjadi Resolusi Jihad.

“Kirab ini diharapkan dapat menghidupkan dan melestarikan sejarah  beserta semangat yang membara dengan sifat kebangsaan dan persatuan,” ungkap Pak Muhibbin. Ia juga berharap agar sejarah Resolusi Jihad menjadi sejarah yang wajib diketahui warga NU, khususnya generasi mudanya.

“Kami selaku pihak dari Museum NU Surabaya mengucapkan terima kasih atas penyambutan terhadap kedatangan kami  di Pondok Tebuireng ini,” tambah Bapak Direktur di akhir sambutan. Setelah upacara, Direktur Museum NU menyerahkan petaka kepada Gus Irfan, kemudian diserahkan kepada Komandan Banser Jatim. Selanjutnya, Napak Tilas diteruskan dengan berziarah ke makam Hadratusyaikh KH. M. Hasyim As’ari di komplek makam Pesantren Tebuireng.

Sebelumnya, Sabtu (21/11/2015), Museum NU Surabaya bekerja sama dengan Bina Pemuda Jawa Timur mengadakan orasi budaya di halaman gedung museum. Dalam orasi budaya tersebut menghadirkan budayawan celurit emas asal Madura, D. Zawawi Imron dan pengamat sejarah NU, Drs. H. Choirul Anam. (novi/farid/abror)