Sumber gambar: http://www.infoyunik.com

Yordania menjadi tujuan wisata yang sangat menarik. Banyaknya peninggalan sejarah di kota tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Amman biasanya dijadikan tujuan wisata selepas menunaikan ibadah haji dan umroh.

Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, Irak di timur-laut, Suriah di utara dan tepi barat dan Israel di barat, berbagi kekuasaan atas Laut Mati. Satu-satunya pelabuhan Yordania adalah diujung barat-daya, di Teluk Aqaba, yang sebagiannya juga dikuasai oleh Israel, Mesir, dan Arab Saudi. Lebih dari separuh Yordania diliputi oleh Gurun Arab. Tetapi, bagian barat Yordania berupa hutan dan lahan layak tanam. Yordania adalah bagian dari Bulan Sabit Subur. Ibu kota dan pusat pemerintahannya adalah Amman.

Luas wilayahnya mencapai 92.300km2 (luas tepian timur sungai Yordania), 91.971 terdiri dari daratan dan 329 area perairan. jumlah penduduknya berdasarkan data statistik tahun 1998 M mencapai 4.600.000 jiwa, dengan mayoritas pemeluk Islam sunni (92%), dan selebihnya penganut agama Nasrani 6%. Dalam laporan Badan Statistik terbaru yang dikeluarkan pemerintah Yordania mencatat bahwa ada sekitar 9,9 juta warga dan sekitar 14% di antaranya merupakan penduduk Suriah yang mendiami seluruh wilayah Jordan.

Yordania didirikan pada tahun 1921, dan diakui oleh Liga Bangsa-Bangsa sebagai sebuah negara di bawah mandat Britania pada tahun 1922 yang dikenal sebagai Emirat Transyordania. Pada tahun 1946, Yordan bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai negara merdeka yang secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Hashimiyah  Yordania.

Kota Amman  sudah ada sejak zaman Neolitik sekitar 6500 SM. Amman juga disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama, dengan nama Rabbat-Ammon, yang saat itu berada dalam kekuasaan suku Ammonite (sekitar 1200 SM). Saat berada dalam kekuasaan Romawi, Amman dikenal dengan nama Philadelphia. Hingga akhirnya kota ini dikuasai oleh Dinasti Umayyah dan dikembalikan namanya menjadi Amman, setelah kembali jaya di masa Kerajaan Ottoman.

Majalah Tebuireng

Kini Amman menjadi kota tua yang modern dan dihuni oleh sekitar 4 juta dari 7 juta penduduk Yordania. Dipenuhi oleh reruntuhan kota kuno, seperti Roman Theatre, kuil Romawi, dan beberapa gereja Byzantine. Yordania juga memiliki banyak fasilitas modern layaknya ibu kota negara, seperti museum, infrastruktur yang baik, toko-toko, restoran kelas dunia, serta hotel bintang lima.

MASJID  AL HUSAYNI

Tempat-tempat bersejarah yang merupakan peninggalan peradaban Islam di Amman-Yordania mudah ditemukan. Di antaranya Masjid Al-Husayni yang terletak di jantung kota Amman, berdekatan dengan Pasar Al Ballad. Masjid ini pada mulanya dibangun pada masa kejayaan Khalifah Umar bin Al Khattab RA, tahun 640 Masehi, dan ini merupakan masjid tertua di Amman. Nama masjid ini dinisbahkan kepada al-Sharif al-Husayn bin Ali.

Masjid ini pernah runtuh, namun tahun 1923/1924 M dibangun kembali oleh raja Abdullah pertama yang berkuasa waktu itu, dengan tetap mempertahankan sentuhan arsitektur gaya Turki, yang terlihat hampir di setiap sudut bangunan masjid. Meski telah berusia ratusan tahun, namun masjid ini masih terpelihara baik. Setiap Jumat tiba, penduduk Amman yang tinggal di sekitar masjid, melaksanakan sholat jamaah dengan khusyuk.

Masjid al-Husayn ini panjangnya 58,5 meter dan lebarnya 12,5 meter. Memiliki dua menara, masing-masing tingginya 70m yang sebelah kanan dan 35m yang sebelah kiri.

LAUT MATI

Tempat lain yang mengesankan, tak jauh dari Ibukota Amman, adalah al-bahr al-mayyit atau laut mati. Al-bahr al-mayyit juga disebut dengan Bahirah Luth. Laut mati ini merupakan tempat terendah dipermukaan bumi, terletak 408 meter di bawah permukaan laut. Menginjakkan kaki di tempat ini, akan terasa sentuhan Islam melalui kisah perjuangan di masa Nabi Luth AS. Menjadi tanda peringatan akan kekejian perilaku kaum Nabi Luth, yang memuja dewa-dewa dan berperilaku menyimpang, saling mencintai sesama jenis.

Ketika Nabi Luth menyuruh mereka meninggalkan perilaku maksiat dan menyampaikan perintah Allah, mereka ingkar, dan menolaknya sebagai seorang Nabi dan melanjutkan perilaku menyimpang mereka. Sebagai balasannya, mereka dihancurkan dengan bencana yang sangat mengenaskan.

Ketika membaca Perjanjian Lama, kitab suci umat Nasrani dan Yahudi, akan kita ketahui bahwa hal ini dilukiskan dengan istilah yang sama sebagaimana dalam Al Quran.Menurut Perjanjian Lama, tempat tinggal kaum berperilaku menyimpang ini adalah kota Sodom.

Temuan purbakala hasil penggalian mengungkapkan, kota tersebut dibangun dekat Laut Mati, di sepanjang perbatasan Israel dan Yordania. Para arkeolog yang bekerja di wilayah tersebut menemukan bukti telah tejadinya bencana mengerikan. Kerusakan parah pada rangka manusia yang berhasil digali menandakan telah terjadinya gempa bumi dahsyat.

Al Quran surat Hud ayat 82-83, mengungkapkan bahwa malaikat datang kepada Nabi Luth dan memperingatkan hal ini di malam sebelum terjadinya bencana:

Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?” Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi; yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.

Semua penduduk Kota (Sodom) dan ‘Amura/ Gomorrah (سدوم و عمورة او جمورة او كمورة), termasuk istri Nabi Luth, terkubur di dasar bumi. Bekas tanah yang dibalik Allah itulah, yang sekarang menjadi laut mati (al-bahr al-mayyit). Itulah peninggalan Kota Sadum dan Amura, yang masih bisa dilihat sampai sekarang. Kini, sebagian kota tersebut menjadi wilayah Palestina dan sebagian lain menjadi wilayah Yordania.

MAKAM NABI SHU’AYB

Sekitar setengah jam berkendaraan ke arah barat laut Kota Amman, atau ke wilayah Salt, akan dijumpai makam Nabi Shu‘ayb AS. Syu’aib (bahasa Arab: شعيب; Shu’ayb,) (sekitar 1600 SM-1500 SM) adalah seorang nabi yang diutus kepada kaum Madyan dan Aikah. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Namanya disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al Quran dan ia wafat di Madyan.

Makam ini pernah mengalami renovasi dan kini terletak di dalam sebuah area masjid. Alkisah, Nabi Shu‘ayb AS, berdakwah kepada kaumnya di Negeri Madyan atau sekarang wilayah selatan Palestina. Kaum Madyan adalah penyembah berhala dan alam seperti pohon-pohon dan hutan. Penduduk Madyan akhirnya musnah disambar petir, karena pengingkarannya terhadap dakwah Nabi Syu’ayb, kecuali Nabi Shu‘ayb dan seluruh pengikutnya.

GOA ASHAB AL-KAHFI

Ashab al-Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah SWT sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya dan tidak menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka, sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya.

Mereka adalah terdiri dari  tujuh pemuda dan seekor anjing yang mendapat petunjuk dan beriman kepada Allah tertidur lelap dalam goa selama 309 tahun. Mereka melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus. Selengkapnya dapat dibaca dalam Al Quran surat al-Kahfi. Dalam Al Quran disebutkan kisah sebagai berikut:

Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami goa dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan kami yang mengherankan?  (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam goa, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian kami bangunkan mereka, agar kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam goa itu) . Dan mereka tinggal dalam goa mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

Goa ini sekarang populer dengan nama goa Ashab al-Kahfi. Lokasi goa ini terdapat di Yordania di perkampungan Al-Rajib atau dalam Al Quran di sebut Al-Raqim, yang berjarak 1.5km dari kota Abu A’landa dekat kota Amman- Yordania. Info terakhir yang didapatkan bahwa Raja Abdullah ke-2 (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di muka goa Ashhabul Kahfi masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Goa Ahlul Kahfi” dan Ma’had Dakwah dan Dai.


Disarikan dari berbagai sumber.