(dua dari kanan: kemeja putih) Direktur Reserse Kriminal khusus Polda Jatim, Kombes Agus Prasetyo, menjelaskan langkah-langkah menuju pemilu damai, dalam seminar nasional Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari di Pesantren Darussalam Banyuwangi, Sabtu (2/2/19). (Foto: panitia)

Tebuireng.online- Direktur Reserse Kriminal khusus Polda Jatim, Kombes Agus Prasetyo memaparkan dampak luar biasa dari suatu berita dalam pemilu raya. Hal ini disampaikan, Sabtu (2/2/2019) dalam seminar nasional “Integritas Religius dan Nasionalis Menuju Pemilu Damai” yang digelar di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur. 

“Media sangat luar biasa, tidak perlu terlalu lama hanya sekian-sekian detik saja bisa memberikan pengaruh yang luar biasa. Kabar benar dipermasalahkan apalagi kabar yang tidak benar,” tutur Agus Prasetyo.

Menurut Agus Prasetyo, hoaks cenderung membuat perasaan masyarakat resah dan terkaget-kaget. Di sinilah perlu kearifan untuk menyikapi berbagai berita yang tersebar di media. Tahapan yang paling besar dalam pemilu adalah tahapan kampanye selama tujuh bulan terkadang banyak menggunakan cara-cara yang tidak cocok yang tidak sesuai dengan aturan kampanye. Kemudian masa tenang selama seminggu sebelum pemilu dan masa pemungutan suara seringkali bermasalah sebab tidak mengerti terhadap aturan pemilu,

“Bahkan terkadang mereka mengerti aturannya namun sengaja dilanggar,” imbuhnya. Khusus undang-undang pemilu yang membuatnya adalah bawaslu yang kemudian ditangani oleh polisi.

Menurutnya, kerawanan masa kampanye sangat luar biasa. Persaingan sengit saat pilpres kerap kali terjadi dan tak bisa terhindari, “karna calon mengganggap dirinya pasti benar dengan survei-surveinya sendiri dan cara-caranya sendiri,”

Majalah Tebuireng

Ia mengungkapkan bahwa kampanye yang seharusnya adalah kampanye yang sesuai dengan aturan yang telah berlaku. Ada tiga macam kampanye yang berlaku dalam pemilu. Pertama kampanye positif.  yang kedua kampanye negatif, yang ketiga kampanye hitam.

“Nah di sini kita harus menggalakkan kampanye positif,” ungkapnya.

Direktur Reserse Kriminal khusus Polda Jatim itu mengajak peserta seminar nasional yang digelar oleh tim Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy’ari itu, untuk meggalakkan kampanye positif dengan mengadu domba gagasan tunjuk kemampuan dalam mewujudkan kemajuan kampanye. Sedangkan kampanye negatif adalah selalu mencari kelemahan lawannya dengan cara apapun. Sedangkan yang terakhir adalah kampanye hitam, yaitu suatu kabar yang tidak benar yang seakan-akan dilakukan oleh pihak lain. Istilahnya adalah menjelek-jelekkan lawan.

Menurutnya, langkah-langkah strategis dalam rangka pemilu yang jujur ada tujuh macam. Yaitu pertama, penyelenggara pemilu yaitu KPU dan bawaslu harus mengikuti ketentuan aturan yang berlaku. Kedua, calon Parpol sesuai hukum harus siap berkompetisi secara sehat dengan mengajukan gagasan yang baik. ketiga, dukungan pemerintah daerah harus adil dan tertib dalam membina masyarakat dalam mengikuti pemilu.

“Yang keempat adalah aparat keamanan harus netral dalam arti harus bekerja sesuai ketentuan. Yang kelima adalah media pemberitaan di media harus evaluatif dan menyejukkan. Bukan malah menyebarkan jare ngene jare ngono (hoaks). Keenam dan ketujuh adalah tokdar tokmas yang berpengaruh besar terhadap mahkamah, yang terakhir adalah panwaslu yang tetap harus independen dan tidak berpihak pada sesuatu hal apapun,” terangnya di hadapan peserta seminar nasional.

Pewarta: Luluatul Mabruroh

Editor/Publisher: RZ