(Kanan) Menteri Bertanggung jawab Bagi Ehwal Masyarakat Islam, Masagos Zulkifli saat berkunjung ke Pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (15/3).

Tebuireng.online— Menteri Agama Singapura, Masagos Zulkifli, atau di negaranya lebih dikenal dengan sebutan Menteri Bertanggungjawab atas Ehwal Masyarakat Islam (Minister in-charge of Muslim Affairs), mengunjungi Pesantren Tebuireng pada Rabu, (15/3/2023).

Kunjungan ini memiliki misi untuk menjalin silaturahmi dengan pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz serta mengadakan dialog dengan santri Tebuireng terkait isu-isu pendidikan Islam dan strategi pengembangan Islam baik di Indonesia maupun Singapura.

Mendapat kunjungan tersebut, KH. Abdul Hakim Mahfudz menyambut kedatangan Menteri Agama Singapura dengan gembira dan penuh kehangatan. Beliau mengatakan, “Pesantren Tebuireng didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 dengan salah satu visinya adalah untuk mempersatukan umat Islam.”

Pengasuh Tebuireng yang akrab dipanggil Gus Kikin ini juga mengungkapkan bahwa KH. Hasyim Asy’ari turut berperan dalam pendirian organisasi Majelis A’la Islam Indonesia (MIAI) pada tahun 1937, yang menghimpun seluruh organisasi massa Islam di Indonesia dalam satu wadah bernama MIAI.

Acara ramah tamah di Ndalem Kasepuhan berlanjut dengan sesi dialog antara Menteri Masagos Zulkifli dan para santri Madrasah Muallimin serta Maha Santri Mahad Aly. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Masagos tampak antusias dan bersemangat berbagi wawasan serta tips mengenai bagaimana umat Islam dapat meraih kesuksesan di era digital saat ini.

Majalah Tebuireng

“Ada tiga karakter kunci yang harus dimiliki umat Islam, yaitu akhlak mulia, peran aktif dalam membangun negara, serta kemahiran (penguasaan ilmu pengetahuan).” ungkap menteri Masagos dalam pidatonya.

Mengenai kemahiran dan penguasaan ilmu pengetahuan, Menteri Agama Singapura menegaskan pentingnya penguasaan tiga bahasa, yaitu Arab, Inggris, dan Indonesia, sebagai fondasi bagi umat Islam untuk mencapai kemandirian dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan.

Pada sesi dialog bersama santri Tebuireng, Masagos Zulkifli mengapresiasi kemampuan berbahasa Inggris yang ditunjukkan oleh salah seorang santri Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari ketika mengajukan pertanyaan dalam bahasa Inggris, yang menegaskan betapa pentingnya penguasaan bahasa ini dalam konteks global saat ini.

Pewarta: AS/tbi