Tebuireng.online- Senin (09/12/19), rombongan dari Pondok Pesantren Al-Mu’min Ngruki Solo berkunjung ke Pesantren Tebuireng. Pertemuan dilaksanakan di ruang pertemuan di lantai 2 gedung KH. M. Yusuf Hasyim Tebuireng.  Diskusi dilaksanakan secara tertutup untuk memperbincangkan tujuan dari pihak Ngruki. Dari pihak Pesantren Tebuireng, ada Gus Ghofar (Sekretaris Umum Yayasan), Bapak H. Kusnadi (Mudir Bidang Pendidikan Sekolah), dan Bapak Iskandar (Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng).

Pondok Pesantren dari Ngruki Solo ini, yang salah satu pendirinya adalah Abu Bakar Ba’assyir ini ingin mempelajari bagaimana Pesantren Tebuireng dalam berproses sebagai Pesantren, dimana kiprahnya sudah tersebar di hampir seluruh penjuru Indonesia.

Pihak pesantren Tebuireng memaparkan bahwa kurikulum yang dipakai di pesantren adalah kurikulum salaf, setiap hari santri bersarung, kegiatan di asrama terindikasi dari sekolah. Satu hari hanya 2 (dua) mata pelajaran. Kegiatan dimulai dari pukul 06.30 WIB.

“Anak-anak istirahat. Habis Ashar ada pengajian dari masayikh. Semacam baca kitab. Habis Maghrib pengajian Takhassus,” papar pihak Pesantren Tebuireng.

Selesai Isya terdapat jadwal atau jam musyawarah. Diperuntukkan untuk mempersiapkan pelajaran yang untuk besok harinya. Pihak pesantren juga menjelaskan bahwa program pondok selama 6 (enam) tahun. Tahun pertama disetarakan Madrasah Tsanawiyah. Ijazah bisa diambil ketika sudah menginjak tahun ke 6 (enam).

Majalah Tebuireng

Dimana pun pesantren, harus ada asrama, mushola, tempat belajar mengajar. Beliau menjelaskan bahwa jumlah santri 300 untuk mengukur kestabilan. Dulu belum memenuhi syarat, sekarang membludag.

“Jumlah santri minimal sekelas 30. Muatan umum kita ganti ilmu falak, ilmu faroid (matematika) serta PPKN kita ganti dengan akhlak,” imbuh pihak Pesantren Tebuireng.


Pewarta: Umdah

Publisher: MSA