sumber gambar: www.google.com

Oleh: Yuniar Indra*

Sebagai istri tentu taat kepada suami adalah perkara yang wajib. Seperti yang diterangkan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyari dalam kitabnya Dhou’ al-Misbah:

وحقوق الزوج علي الزوجة كثيرة، منها أنه يجب عليها طاعته في نفسها الا فيما لا يحل، ولا تصوم ولا تخرج من بيته الا بإذنه ورضاه، ومنها ان تتحرى رضاه وتجتنب سخطه ما أمكن، … والطاعة لامره، والسكوت عند كلامه،

Hak-hak suami atas istri itu banyak. Di antaranya: patuh pada suami selama perkara yang tidak diharamkan, tidak puasa dan tidak keluar rumah selain mendapat izin dan rida dari suami, berusaha mendapat ridanya, menghindari kemarahannya sebisa mungkin, taat pada perintahnya, diam ketika suami bicara. Dan masih banyak lagi.

Hal-hal tersebut merupakan bentuk penghormatan istri kepada suami. Sebab suami mempunyai derajat tinggi di hadapan istrinya. Seperti yang diungkapkan hadis berikut:

Majalah Tebuireng

عن عائشة قالت: سألت رسول الله: اي الناس اعظم حقا علي المرأة؟. قال: (زوجها). قلت: فاي الناس اعظم حقا علي الرجل؟. قال: (امه).

Diriwayatkan Aisyah. Ia bertanya kepada Nabi, “Siapa yang paling berhak atas seorang istri?”. Nabi menjawab, “ Suaminya”. Kemudian Aisyah bertanya lagi, “Siapa yang lebih berhak atas seorang suami?”. Nabi menjawab, “Ibunya”.

Namun, sebab tingginya derajat seorang suami, terkadang sang suami menyalahgunakan haknya. Tak jarang di antara keduanya sering terjadi pertengkaran akibat keangkuhan suami atas kedudukannya sebagai pemegang kuasa.

Seperti kasus di bawah ini: Polda Metro Jaya akan memanggil pesepak bola Ismed Sofyan untuk dimintai klarifikasi terkait laporan istrinya tentang dugaan perkara kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Maspuryanto, suami pembakar istri di Surabaya divonis 7 tahun penjara. Hakim menilai terdakwa terbukti telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya sendiri. Apalagi selama masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada saat ini.

Komnas HAM menerima banyak laporan mengenai KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga). Bahkan, di sejumlah negara melaporkan kasus KDRT meningkat dalam masa lockdown. Pemicunya diduga lantaran kebosanan dan rasa frustrasi karena berlama di dalam rumah.

Kondisi mental inilah yang disebut berpotensi besar memicu KDRT, khususnya bagi golongan rentan seperti wanita dan anak-anak. Nah, itulah beberapa kasus yang menimpa istri. Karena mungkin dianggap tidak menghormati suaminya. Padahal sebagai seorang suami seharusnya tidak tinggi diri atas derajatnya.

Ada alasan hormat pada istri yang seharusnya ditanamankan pada jiwa seorang suami muslim. Yakni, istri adalah seorang yang memiliki keimanan kepada Allah. Dengan keimanan itu seorang muslim baik wanita atau pria haram darah dan kehormatannya diinjak.

عن أبي بكرة رضي الله عنه، قال: خطبنا النبي صلى الله عليه وسلم يوم النحر، قال: «أتدرون أي يوم هذا؟»، قلنا: الله ورسوله أعلم، فسكت حتى ظننا أنه سيسميه بغير اسمه، قال: «أليس يوم النحر؟» قلنا: بلى، قال: «أي شهر هذا؟»، قلنا: الله ورسوله أعلم، فسكت حتى ظننا أنه سيسميه بغير اسمه، فقال «أليس ذو الحجة؟»، قلنا: بلى، قال «أي بلد هذا؟» قلنا: الله ورسوله أعلم، فسكت حتى ظننا أنه سيسميه بغير اسمه، قال «أليست بالبلدة الحرام؟» قلنا: بلى، قال: «فإن دماءكم وأموالكم عليكم حرام، كحرمة يومكم هذا، في شهركم هذا، في بلدكم هذا، إلى يوم تلقون ربكم

Dari Abu Bakar R.A, ia berkata: Nabi  SAW berkhutbah di depan kami pada hari Idul Adha. Beliau bersabda: “apakah kalian tahu hari apa ini?”.

Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Lalu beliau terdiam sejenak hingga kami mengira beliau akan menamai hari ini dengan nama lain. Lalu Nabi bersabda: “bukankah hari ini Idul Adha?”. Lalu kami menjawab: “benar wahai Rasulullah”. Lalu beliau bertanya lagi: “bukankah kita ini berada di tanah haram?”.

Lalu kami menjawab: “benar wahai Rasulullah”. Lalu beliau bersabda: “Maka sesungguhnya darah kalian dan harta kalian itu haram atas sesama kalian, seperti haramnya hari ini, seperti haramnya bulan ini, dan seperti haramnya negeri ini, sampai hari kalian bertemu tuhan kalian (kiamat).

Dapat disimpulkan bahwa, seharusnya sebagai suami melihat istrinya sebagai manusia mukmin yang haram kehormatannya dilecehkan. Meskipun kedudukan dirinya di hadapan istri lebih tinggi.

Maka, inilah alasan tertinggi seorang suami wajib menjaga harga diri istrinya.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.