Gus Sholah mendampingi 10 delegasi Wanadri bertemu dan berdiskusi bersama Menpora Imam Nahrawi, Rabu (03/01) di kantor Kemenpora Jakarta.

tebuireng.online–  Sebagai salah satu pendiri, Pengasuh Pesantren Tebuireng Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid ikut mendampingi 10 delegasi Wanadri bertemu dan berdiskusi bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi Rabu (03/02/2016) siang ini di ruang kerjanya lantai 10 Kantor Kemenpora, Jakarta. Menpora senang mendengar penjelasan para delegasi mengenai visi Wanadri mengembangkan pendidikan dan menanamkan karakter di alam terbuka.

Wanadri atau Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri adalah organisasi kegiatan alam bebas yang berpusat di Bandung, Jawa Barat. Nama Wanadri berasal dari bahasa Sansekerta. Wana berarti hutan dan Adri adalah gunung. Wanadri berarti gunung di tengah-tengah hutan. Organisasi ini berdiri secara resmi pada 16 Mei 1964, dengan tujuan untuk turut membangun tanah air, bangsa, dan Negara Republik Indonesia melalui pendidikan pemuda-pemudi dengan menggunakan media alam bebas sebagai sarana pendidikan.

Wanadri didirikan 6 orang pemuda dan 42 anggota angkatan pelopor, di antaranya Wartawan senior Ronny Nurzaman, Pencipta lagu ternama Iwan Abdurrachman (Abah Iwan), mantan anggota Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPTPK, sekarang KPK) Eri Ryana Hardjapamekas, mantan Menteri Pertambangan, Kuntoro Mankusubroto, dan Gus Sholah (panggilan akrab KH. Salahuddin Wahid) sendiri yang saat itu masih merupakan mahasiswa Institude Teknologi Bandung (ITB).

“Saya termasuk yang mendirikan Wanadri tahun 1964. Saya sempat baca di majalah, yang menolong jatuhnya pesawat Sukhoi itu Wanadri,” ujar Gus Sholah yang juga merupakan mantan Dewan Penurus Pendaki Gunung Wanadri pada 1966-1967 yang merasa bangga dengan organisasi yang beliau dirikan itu.

“Sampai sekarang, di usianya yang ke-52 tahun ini, Wanadri terus konsisten sebagai organisasi pendidikan berbasis alam terbuka. Acuan pokok pendidikan adalah perjalanan. Tahun ini kita mau menjelajah lagi sungai di Sulawesi Selatan untuk menanamkan pendidikan karakter,” ujar Ardya Rifiantara salah satu anggota Wanadri.

Majalah Tebuireng

Menpora cukup antusias dan apresiatif mendengar penjelasan para delegasi mengenai visi Wanadri mengembangkan pendidikan dan menanamkan karakter di alam terbuka. “Saya melihat manfaatnya. Ini tidak semata-mata merekrut orang. Ini jadi sarana bahwa kita punya sumber daya luar biasa,” kata Menpora seperti yang dilansir situs resmi Kemenpora, kemenpora.go.id. (abror)