Allah SWT berfirman:

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ

“Mereka hendak memikul dosa-dosa mereka sepenuhnya pada Hari Kiamat dan (memikul) sebahagian dari dosa-dosa orang-orang yang mereka sesatkan.” (QS. An-Nahl: 25).

Abu Daud dan at Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Majalah Tebuireng

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, ia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, ia akan mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis panjang dari Abdurrahman bin Hilal dari Jarir bin Abdullah al Bajali ra yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang membuat tradisi baik di dalam Islam, ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala (yang sama dengan) orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang membuat tradisi baik di dalam Islam, ia akan mendapatkan dosanya dan dosa (yang sama dengan) orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”

Imam al Mujahid rahimahullah mengatakan dalam tafsir ayat tersebut di atas: “Mereka terbebani dengan dosa-dosa mereka sendiri dan dosa-dosa orang-orang yang mengikuti mereka. Dan hal itu tidak meringankan beban orang-orang yang mengikuti mereka itu sedikitpun.”

At Tirmidzi meriwayatkan dari Amr bin Auf ra bahwasanya Nabi SAW bersabda:

مَنْ أَحْيَى سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلاَلَةٍ لاَ ترْضَى الله وَرَسُوْله كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا

“Barangsiapa yang menghidupkan suatu sunnah di antara sunnah-sunnah yang telah dimatikan sepeninggalku, sesungguhnya ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakan sunnah itu tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang membuat suatu bid’ah sesat yang tidak diridhoi oleh Allah dan rasul-Nya, ia akan mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang-orang yang mengerjakan bid’ah itu tanpa mengurangi dosa-dosa orang-orang itu sedikitpun.”

At Tabrani meriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

الْمُتَمَسِّكُ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي لَهُ أَجْرُ مِائَةِ شَهِيْدٍ

“Orang yang berpegang teguh kepada sunnahku ketika umatku telah rusak ia akan mendapatkan pahala seperti 100 orang yang mati syahid.”

Dari beberapa refernsi Al Qur’an, hadis dan qaul ulama di atas, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ingin memberikan penjelasan bahwa siapa saja yang memulai sebuah perbuatan baik maka pahala baginya tak hanya datang dari perbuatannya saja, tetepi dari semua orag yang telah dan akan melaksanakan perbuatan yang ia mulai. Namun, justru sebaliknya, siapa yang memulai hal buruk dan sesat, niscaya dosa orang-orang yang mengikuti perbuatan dan kesesatan itu akan mengalir padanya.

Satu saja orang yang ikut, bisa dialirkan dosa-dosa itu padanya, bagaimana kalau ribuan, jutaan, bahkan tak terhingga jumlahnya. Terkadang memang tak terasa. Untuk itu, mari berhati-hati dalam menyeru sesuatu, memberikan penjelasan kepada orang, khususnya tentang agama. Begitu pula harus berhati-hati dalam mengikuti sebuah ajaran. Kita harus mulai pintar dan cerdas memilih dan memilah. Pesan Hadratussyaikh ini patut direnungkan.


*Disarikan dari Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari