tebuireng.online— Jombang – Segala kemungkinan bisa saja terjadi, meski pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum berlangsung, PWNU dan PCNU yang mendukung KH. Salahuddin Wahid mengadakan pertemuan di gedung Yusuf Hasyim Tebuireng lantai 3 (5/08/15). Gus Sholah menyampaikan bahwa pertemuan ini bukanlah bentuk muktamar tandingan.

Penegasan ini disampaikan Gus Sholah, untuk memberikan klarifikasi terhadap beberapa media yang menganggap pertemuan tersebut adalah muktamar tandingan. Seperti dilansir Tempo.co Minggu (5/8) memberitakan pertemuan ini adalah muktamar tandingan yang dilaksanakan demi melihat dinamika pemilihan Ketua Umum PBNU yang tak sehat. Meski mengaku prihatin dengan sikap PBNU yang membiarkan kekacauan ini terjadi, Gus Solah tak akan melakukan manuver yang merugikan NU. “Tidak sampai seperti itu,” katanya saat ditanya soal isu muktamar tandingan.

Melalui forum muktamar ini, Gus Sholah akan berjuang keras memperbaiki NU dan membendung kelompok yang ingin bermain di dalamnya. Perjuangan ini salah satunya dengan mengajak muktamirin berpikir sehat untuk tidak tergiur menerima imbalan dalam menggunakan hak pilih.

Dalam acara tersebut Gus Sholah tidak menyatakan mengundurkan diri atau keluar dari bursa pencalonan ketua umum PBNU, walaupun dalam kesempatan wawancara KH. Hasyim Muzadi menyatakan dengan terang tidak bersedia menjadi calon Rais Aam PBNU

Adik KH Abdurrahman Wahid ini juga mengajak muktamirin untuk benar-benar memberikan pengabdian kepada NU dan bukan memanfaatkannya. Sebab saat ini NU perlahan-lahan mulai kehilangan roh jihad dan dirasuki pragmatisme.

Majalah Tebuireng

Penegasan yang sama disampaikan bekas Ketua PBNU KH. Andi Jamaro yang mengatakan pertemuan di Tebuireng tersebut bukanlah muktamar tandingan. Dia justru memberikan penilaian itu kepada muktamirin yang bisa mempengaruhi laporan pertanggungjawaban pengurus. “Muktamirin kan bisa menolak LPJ,” katanya. (Auli/Zen)