Peserta diklat kader Pesantren Tebuireng foto bersama Ibu Nyai Hj. Farida, Sabtu (18/8/2018) di Trensains Tebuireng. (Foto: Masnun)

Tebuireng.online- Dalam proses meraih kemerdekaan Indonesia, pesantren menjadi salah satu pemilik peran penting. Hal ini sebagaimana yang dituturkan oleh Gus Sholah dalam kegiatan pembukaan diklat kader Pesantren Tebuireng, Sabtu (18/8/2018) di Trensains tebuireng.

Lembaga diklat yang sudah berdiri sejak 2016, kini sudah mencapai pada generasi yang ke-6. Dalam kesempatan ini, diklat diikuti oleh mahasantri perempuan. Mereka adalah mayoritas mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari yang masih duduk di semester 5 dan 7. Adapun total jumlah peserta diklat angkatan ke-6 adalah 22. Hal ini dengan rincian: 19 mahasantri Ma’had Aly, 2 mahasiswi Unhasy, dan 1 dari Trensains.

Kegiatan diklat ini sebagai bekal para pembina untuk membimbing adik-adiknya kelak saat pengabdian di Pesantren Tebuireng. Selama 4 bulan ke depan, para peserta akan mendapatkan materi tentang kemiliteran, kepemimpinan, psikologi, dan tentunya tentang nilai-nilai Pesantren Tebuireng.

Nilai-nilai ini sebagaimana yang ditanamkan oleh ulama terdahulu. Nilai-nilai tersebut meliputi: ikhlas, jujur, tanggung jawab, kerja keras, dan toleransi. Dalam sambutannya, Gus Sholah berpesan bagaimana kita bisa menanamkan kejujuran pada anak didik kita.

“Makin jujur negara itu, makin sejahtera rakyatnya, seperti Denmark,” tutur Gus Sholah di tengah-tengah sambutan. Beliau juga menerangkan bahwa, “masa depan Indonesia tergantung pada orangnya, bukan hanya dari segi keilmuan, tapi juga pada sikap seseorang,” imbuhnya.

Majalah Tebuireng

Beliau menceritakan bahwa hal yang paling mungkin menghancurkan Indonesia adalah yang korupsi. Tentunya, korupsi ini terjadi karena adanya kesempatan dan tidak adanya kejujuran.

Kegiatan diklat kader ini berlangsung dengan khidmat. Para peserta diklat adalah harapan semua orang untuk masa depan Pesantren Tebuireng. Sebagaimana pesan Gus Fahmi kepada para peserta untuk mengamalkan apa yang didapat dalam diklat untuk pengabdian di pondok.


Pewarta: N. Ifana

Editor/Publisher: RZ