Oleh:Qona’atun Putri Rahayu*

Sosok Ibu kelahiran 1964 ini merupakan anak pasangan dari Wiyatno dan Gemiarsih. Sejak kecil sudah diajarkan memberi dan berbagi oleh orang tuanya. Ketika ia duduk di bangku seolah dasar, diajak oleh ibunya untuk keliling kampung mengobati masyarakat sekitar yang terkena penyakit koreng, dari sisi itulah ia sadar bahwa uang bukan segala-galanya. Ibu Tri Mumpuni ini sudah banyak sekali prestasi dan pencapaiannnya dalam membantu Negara Indonesia, hingga mendapatkan penghargaan tingkat dunia. Ia dikenal sebagai tokoh yang mengembangkan kemandirian masyarakat di kawasan terpencil dan terpelosok melalui pembangkit listrik, (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, yang telah diakui baik dalam negeri maupun luar negeri.

Meskipun demikian, listrik bukanlah tujuan utamanya, akan tetapi bagaimana membangun potensi desa agar mereka berdaya saing secara ekonomi dan lainnya. Untuk melakukan pembangunan PLTMH, ia terjun langsung ke masyarakat dengan mendekati kepala desa, tokoh agama dan kepala adat untuk berdiskusi terkait pembangunan ini, sampai beberapa minggu, akhirnya terjalin hubungan baik dengan masyarakat. Sehingga bisa memanfaatkan aliran sungai untuk menghasilkan listrik dari sebuah turbin. Dengan begitu, mereka bisa menggali potensi desa dan mengenali dan membangun peradabannya.

“Agar pembangkit listrik tenaga air itu mampu berfungsi terus-menerus sepanjang tahun, setidaknya daerah tangkapan air di hulu harus dipertahankan seluas 30 km persegi, artinya tidak ada penebangan hutan atau penggundulan vegetasi,” kata Direktur Eklusif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, Pemberdaya Listrik (IBEKA) ini. Tri Mumpuni meski sudah banyak pencapaian yang ia raih, namun sifat sederhana atas penampilannya selalu ia terapkan, karena ia sadar bahwa semua ini hanyalah titipan-Nya. Adapun beberapa pencapaian yang pernah diraih Ibu Tri adalah telah berhasil meraih Ashden Award 2012, Climate Hero 2005 dari World Wildlife Fund for Nature, Penghargaan Ramon Magsaysay 2011, dan pernah menjadi assesment word’s yang diberikan oleh Pangeran Charles, Ibu Tri juga diundang ke Presidential Summit on Entrepreneurship: Barak Obama Tahun 2010.

Ibu Tri merupakan wanita yang baik hati, rendah hati, dan bersahaja, yang menjadi penerang penarangan di desa. Kita akan belajar dari sosok Ibu inspirasi ini yang telah membuat Indonesia lebih terang, kemudian mendapatkan penghargaan di tingkat global. Semoga kita bisa meneruskan jejak dari wanita inspiratif ini.

Majalah Tebuireng

Ketika Ibu Tri berbicara di depan anak-anak Indonesia kaum millenial di Webinar Siswa Foundation. Ibu Tri melihat waktu harus menemukan Setting Goal and Achievement, yang mana seolah-olah sudah dirancang sedemikian rupa, padahal menurutnya hidup itu slow yang mengalir seperti air, yang penting kita harus mengenal terlebih dahulu, bahasa lainnya kenal diri. Yang mengenal diri kita ini seperti apa sebetulnya? ungkap beliau.

Kemudian setelah itu kita percaya diri, jika sudah PD atau percaya diri kita punya harga diri, jika seseorang sudah punya harga diri, orang pasti tidak akan jual diri, jual diri dimaksudnya bukan berarti menjadi orang tidak benar akan tetapi jual diri disini maksudnya mengorbankan idealisme. Contoh: “Ketika seseorang punya teman yang sama-sama berjuang menjaga lingkungan, kemudian selalu membela orang yang termajinalkan, ingin ikut memperbaiki lingkungan. Sedangkan yang membuat dunia ini menjadi lebih baik, lebih aman, tempat tinggal buat bersama, orang-orang punya hak untuk tinggal, akan tetapi di hari tuanya dia berubah arah. Kalau kita punya goals, jadikanlah goals itu di depan kita sesuai kita baca, jadi kita juga terus ingat. Jadi langkah-langkah untuk menuju goals itu harus kita jalani, misalnya anda ingin menjadi penulis yang hebat, tapi satu lembar pun tidak dibuat, itu namanya bukan setting goals,”ungkapnya.

Kita menjalani hidup ini dengan koridor yang tidak merusak orang, tidak memutus hubungan, kalau ada orang yang jahat sama kita, biarkanlah mekanisme alam atau Tuhan yang akan menyelesaikan masalah itu. Itu pandangan pribadi Tri Mumpuni. Akan tetapi kita juga harus punya optimisme untuk membuat kita sadar bahwa itu adalah langkah yang keliru, tapi jangan sampai energi kita habis. Karena dalam setting the goals anda akan dipenuhi banyak sekali hambatan-hambatan.

Keinginan Ibu Tri adalah melistriki seluruh Indonesia dengan baik, ia tidak akan selesai berikhtiar. Dan Ibu Tri berelasi agar kegiatan atau goals bisa didukung, akan tetapi tidak semudah itu, ternyata ada orang yang terganggu. “Kita pokoknya jangan pernah berubah atau beralih dari apa yang sudah menjadi goals kita, jadi konsistensi itu yang menjadi senjata dalam diri kita, Tidak ada embel-embel, sehingga pada saat kita set goals, Saya tidak menyangka akan diundang oleh Barak Obama,” kata wanita itu.

Ibu Puni punya niat yang tulus, serius untuk memberi yang terbaik, buat orang-orang yang termajinalkan, orang-orang yang masih dalam kegelapan di desa terpencil, di sana berat, karena waktu ibu Tri berada di range satu, itu tidak mudah. Energi positif, mengerjakan yang menurut kita mampu, maka itu akan menjadi gampang. Apa-apa yang didapatkan ibu Tri diluar dari apa yang sudah dipikirkan. Karena yang dipikirkan ibu Tri adalah berbuat baik, dan melakukan yang terbaik, dan menjadi orang baik yang berkontribusi di lingkungan. Dan kontribusi itu bisa meringankan orang-orang yang termajinalkan atau hidup dalam kegelapan, termasuk simple exsercise, kemudian Allah memberi anugrah yang lain-lain, itu di luar dari jangkauan pemikiran ibu Tri.

Harapan Ibu Tri, “Tuluslah bekerja, jangan pernah berpamrih, tapi harus memberi selalu yang terbaik dengan penuh ketulusan. Karena itu seperti anda berkaca, akan memantul kepada dirimu sendiri.” Trik yang diberikan agar konsisten menuju goals adalah jika kamu meyakini sesuatu dan benar maka jangan pernah mundur! Yang namanya jatuh-bangun, jatuh-bangun itu merupakan proses yang harus terjadi, jika tidak anda tidak akan menjadi kuat. Ibu Tri pernah merawat kupu-kupu, dan ia bercerita “Kepompong waktu menetas menjadi kupu-kupu itu luar biasa, masyaAllah setelah 2 jam saya perhatikan. Itu sampai keluar cairannya luar biasa, dan dia harus terus menerobos, kepompongnya, sampai betul-betul dia keluar, itu sampai 2 jam, kupu-kupu itu lemes. Tapi kemudian belajar, waktu ia mau nerabas dari kepompong itulah yang menjadikan kupu-kupu yang cantik dan indah. Dua jam lagi dia lemas, dia hanya bisa mengeluh, tapi kemudian sayapnya menjadi sayap yang indah dan kuat terbang luas indah. Terus bereksperimen kepompongnya digunting agar tidak perlu tersiksa untuk keluar dari kepompong menjadi kupu-kupu itu. Dipotong kepompongnya dan yang terjadi adalah kepompongnya menjadi lumpuh, tidak bisa terbang dia tetap cantik, tapi lumpuh, dan sayapnya tidak bisa terbang. Dari sini saya sadar telah melakukan kejahatan, sebagai orangtua jangan pernah membiarkan anakanya seperti itu, biarkan jatuh bangun-jatuh bangun kemudian. Usaha tidak akan mengkhianati proses. Yang penting kita harus konsisten berusaha menjadikan mimpi ini, ketika gagal maka harus bangun. Maka kita harus yakin, Tuhan aku membantu kita, keyakinan masuk akal bisa menjadi kita raih.”

“Bagaimana bangkit dari kegagalan? Coba baca buku siapappun, orang yang sukses tidak satu pun mendapatkan kesuksesannya itu dalam membalikkan tangan, dan orang itu diberikan macam-macam sama Allah, berbeda-beda. Masing-masing pasti akan diberi jalan keluar, untuk menemukan jalan keluar. Kita harus tahu yang membuat kita gagal,” ungkap wanita sederhana tersebut.


*Mahasiswa Univeersitas Hasyim Asy’ari