Sumber gambar: http://jakarta.tribunnews.com

Oleh: Rafiqatul Anisah*

Meski sudah tiba bulan Ramadan yang mewajibkan kita berpuasa, sebagai makhluk hidup tentunya kita tetap harus melangsungkan kegiatan sehari-hari kita seperti biasanya, baik itu bekerja, belajar, berdagang, dan sejenisnya. Karena aktifitas yang sangat padat itu, banyak dari kita lebih memilih sahur sebelum tidur supaya mendapatkan waktu lebih panjang untuk istirahat. Hal tersebut juga mengantisipasi jika bangunnya kebablasan.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Umatku selalu di dalam kebaikan selama mereka bersegera berbuka puasa dan mengakhiri makan sahurnya.” (HR. Ahmad)

Yang menjadi petanyaan adalah bagaimana hukumnya jika sahur sebelum tidur antara jam 00.00 ke bawah, apakah masih mendapatkan kesunahannya? Wahai saudara seiman, ketahuilah dalam kitab I’anatu at-Thalibin telah dijelaskan bahwasanya waktu sahur itu ialah pertengahan malam,  jika makan sebelum waktu itu,  maka tidak dikatakan sahur dan tidak mendapatkan kesunahannya. Yang paling afdhol (utama) ialah mengakhirkan sahur hingga mendekati waktu fajar.

Tambahan ibarot juga dari kitab taqrirotus sadidah hal. 443 :

Majalah Tebuireng

سنن الصوم ورمضان ؛

١ ـ تعجيل الفطر إذا تيقن الغروب ، بخلاف ما إذا شك فيجب عليه أن يعمل بالاحتياط ويؤخر الفطر

٢ ـ السحور ولو بجرعة ماء ، ويدخل وقت السحور من منتصف الليل

٣ ـ تأخير السحور بحيث لا يفحش التأخير ، ويمسك ندبا عن الأكل قبل الفجر بنحو خمسين آية {{ ربع ساعة }}؛

Kesunahan-kesunahan puasa dan Ramadan:

  1. Bersegera fithr (berbuka) ketika meyakini terbenamnya matahari. Lain halnya ketika ragu-ragu, maka wajib atas seseorang untuk melakukan kehati-hatian dan mengakhirkan fithr (berbuka).
  2. Suhur (sahur) meskipun dengan seteguk air, dan waktu suhur masuk mulai dari pertengahan malam.
  3. Mengakhirkan suhur, sekiranya tidak dianggap buruk dalam mengakhirkan.

Dan sunah menahan diri dari makan sebelum keluarnya fajar dengan semisal seukuran bacaan 50 ayat. (± 1/4 jam /15 menit).

Selain mengakhirkan sahur, juga dianjurkan untuk menyegerakan buka puasa.  Menyegerakan di sini bukan berarti buka puasa sebelum waktunya, akan tetapi setelah terbenamnya matahari yang ditandai dengan seruan azan Maghrib yang berkumandang. Maka disunahkan untuk berbuka puasa terlebih dahulu kemudian shalat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari Muslim).

Menyegerakan berbuka tersebut dianjurkan dengan kurma atau yang manis-manis,  jika tidak ada maka cukup dengan minum air.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik: “Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk.”

Sahabat muslimku, mari kita menunaikan sunah Rasul, yaitu dalam mengakhirkan sahur dan menyegerakan buka puasa dengan yang manis-manis (kurma).


*Penulis adalah Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.