Tebuireng.online- Dalam kesempatan pembukaan Madrasah Menerjemah yang digagas Tebuireng Initiatives pada Rabu (24/02/2021) di aula lantai 1 gedung Yusuf Hasyim, KH. Nur Hannan, Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, sangat mengapresiasi madrasah ini. Karena akan melahirkan penerjemah profesional dan skala nasional.

Menurutnya, kegiatan menerjemah adalah kegiatan yang cukup sulit. Karena dalam praktiknya, yang pernah beliau alami, “Banyak sekali dosen-dosen yang mempunyai kemampuan bahasa Arab yang baik, mempunyai kemampuan memahami kaidah-kaidah nahwu dan sharaf. Namun sedikit sekali dosen yang mampu menerjemah dengan baik dan benar. Karena kegiatan menerjemah harus punya penguasaan yang baik dan solusi yang harus dilakukan adalah membentuk tim agar saling melengkapi untuk bisa mencapai hal tersebut,” ungkapnya.

Dalam menerjemah bahasa Arab harus menyesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia seperti Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dan lainnya. Tradisi menerjemah dalam pondok pesantren, menurut beliau, ada klasifikasi.

Lanjutnya, dalam pondok salaf, menerjemah kitab menggunakan bahasa Jawa (pegon) untuk memahami makna dengan jelas. Kitab yang dipelajari di pondok salaf rata-rata tidak dilengkapi dengan harakat, jadi bagi pembaca, bisa memahami dengan benar.

Adapun di pondok modern, memaknai kitab langsung dengan bahasa Indonesia. Namun kebanyakan tidak dengan model menerjemah langsung keseluruhan teks, namun terjemah perkata. Jika hal itu ditulis maka akan sulit dipahami. “Adanya Madrasah Menerjemah ini semoga bisa dan mampu memadukan kedua klasifikasi tersebut,” harapnya.

Majalah Tebuireng

Pewarta : rizka nur m