sumber gambar: https://www.muslimahzone.id

Oleh: Rafiqatul Anisah*

Abdullah bin Al- Mubarok bin Wadhih Al- Hanzhali, lahir di daerah Khurasan bernama Marwa pada tahun 118 Hijriyah.  Beliau terkenal dengan kebaikannya yang tak pernah usai. Ibnu Al- Mubarak adalah seorang yang zuhud, wira’i, adil, bangun malam untuk beribadah, banyak menunaikan ibadah haji, gemar berperang, pemberani, pandai naik kuda,  mempunyai badan yang perkasa, tidak mau berbicara yang tidak ada artinya, dan sedikit berbeda pendapat terhadap sahabat-sahabatnya. Beliau juga ahli dalam beberapa ilmu. Di antaranya ilmu fiqih, sastra, nahwu, lughah, sya’ir, dan fashohah.

Ahmad bin Hanbal berkata, “Pada zaman Ibnu Al- Mubarak, tidak ada orang yang rajin menuntut ilmu seperti Al- Mubarak. Dia telah mempelajari ilmu dari ulama-ulama yang ada di negara-negara tersebut. Ibnu Al- Mubarak menulis dari berbagai kalangan ulama, baik ulama-ulama besar maupun ulama-ulama kecil, di antara ulama-ulama itu adalah Abdurrahman bin Mahdi dan Al- Fazari. Al- Mubarak menceritakan hadits tidak hanya berdasarkan hafalan saja,  akan tetapi dengan tulisan juga. Barang siapa yang menceritakan berdasarkan tulisan,  maka dapat dipastikan dia hampir tidak jatuh dalam kesalahan.

Selain sanjungan-sanjungan di atas,  sifat istimewa Ibnu Al- Mubarak ialah selalu rendah hati Dan berusaha menghindar dari ketenaran,  beliau juga seorang yang dermawan. Diriwayatkan dari Al- Khatib dengan sanad dari Hibban bin Musa,  dia berkata,  “Ibnu Al- Mubarak sangat menyayangkan terhadap orang-orang yang membedakan profesi, sehingga muncul diskriminasi terhadap kelompok tertentu di berbagai daerah. Kemudian Ibnu Al- Mubarak berpendapat, “Aku mengetahui bahwa setiap profesi mempunyai keutamaan sendiri-sendiri,  Dan benarlah orang-orang yang telah bergelut dengan hadits Dan memperlakukan hadits dengan baik. Orang-orang sangat membutuhkan mereka, jika kita meninggalkan mereka maka mereka akan tersia-sia, jika kita memperhatikan mereka, maka mereka akan menyebarkan ilmu kepada umat Muhammad. Selama masa kenabian, aku tidak mengetahui keutamaan Yang melebihi dari menyebarkan ilmu.

Ar- Rabi’ bin Anas Al- Khurasani adalah Guru pertama Al- Mubarak. Diantara Guru Yang lain ialah Al- Auza’i, Said bin Abdul Aziz, Abu Abdurrabbi Az- Zahid, Hisyam bin Al- Ghaz, Shafwan bin Umar Dan lain-lain. Sementara murid-murid yang hidup sezaman dengannya ialah Baqiyah bin Al- walid,  Mu’tamar bin Suleiman,  Al- Walid bin Muslim dan Abu Ishaq Ibrahin bin Muhammad Al- Fazari.

Majalah Tebuireng

Beberapa karya beliau At- Tafsir, Al- Musnad, Al- jihad, Al- Birri was Ash- Shalah, As- Sunan, At-Tarikh Dan lain-lain. Ibnu Al- Mubarak meninggal di Hait pada tahun 181 hijriyah dengan usia 63 tahun.  Ketika meninggal,  mata beliau terbuka dan tersenyum.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.


Sumber: Disarikan dari buku  60 Biografi Ulama Salaf (Syaikh Ahmad Farid)