Oleh: Lu’luatul Mabruroh*

Bukan alasan untuk merasa terlepas dan bebas dari tanggungan dan kewajiban pasca Ramadan usai. Bulan Syawal merupakan ladang terbaik untuk mengintrospeksi akankah Ramadan kita lalui dengan baik sehingga kebaikan-kebaikan mulai menghampiri kita setelahnya.

Pasca Ramadan merupakan tolok ukur sejauh mana latihan yang telah kita tempuh selama Ramadan berlangsung, akankah latihan pada saat Ramadan melahirkan jiwa-jiwa tangguh atau hanya berhenti saat Ramadan berakhir?

Oleh sebab itu terdapat tiga amalan yang penting untuk diketahui oleh umat Islam saat Ramadan berakhir. Yakni amalan khusus di awal bulan Syawal.

Amalan yang berlaku dari awal Syawal hingga akhir kecuali tanggal satu, dan yang terakhir amalan yang tidak terbatas dari awal Syawal hingga Syawal lagi dan seterusnya.

Majalah Tebuireng
  1. Amalan di awal Syawal yang terkhusus di tanggal satu

Sebagaimana tersirat dalam Al-Qur’an surat ke-2 ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة : 185

Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa, sabanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu menyukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur.

Pada ujung ayat terakhir Allah memerintahkan untuk mengagungkan Nya / bertakbir sebagai ungkapan rasa syukur setelah berhasil melalui tempaan selama Bulan Ramadan.

Tujuan dari Ramadan adalah untuk mengasah dan menggembleng seorang hamba saat selesai menunaikan Ibadah puasa mampu meningkatkan takbir atas hidayah yang telah Allah berikan selama Ramadan.

Yang kedua, adalah meningkatkan syukur atas segala nikmat yang telah Allah anugerah kan selama Ramadan. Saat Ramadan ada paksaan untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan dan arahan yang telah ditunjukkan oleh Allah.

Suasana dan amalan tersebut tidak hanya dalam bentuk lisan, namun juga terimplementasi dalam bentuk perubahan menjadi lebih baik dan menyebarkan kebahagiaan serta rasa syukur melalui berbagi, oleh sebab itu di syari’atkanlah zakat fitri.

  1. Amalan kedua yang berlanjut sejak dua Syawal hingga akhirnya, kurang lebih 30 Syawal

Dari Abu Ayyub al-Anshori “Barang siapa yang telah berpuasa pada Bulan Ramadan kemudian meneruskan dengan mengerjakan puasa selama enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia mengerjakan puasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim : 1164)

Nabi menyebut bahwa siapapun yang berpuasa selama enam hari di bulan Syawal sama halnya dengan berpuasa sepanjang tahun.  

  1. Amalan yang ketiga adalah komitmen untuk kembali pada aturan syari’at

Hal ini tidak memiliki waktu yang terbatas, sebab manusia dituntut untuk melaksanakan amalan tersebut sepanjang tahun, bahakan sepanjang hidup.

Ramadan merupakan media perantara agar manusia kembali pada aturan-aturan syari’at Islam yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, umat Islam berlomba-lomba dalam kebaikan, dari melaksanakan sholat sunnah, sedekah, meninggalkan dusta, menahan amarah dan lain sebagainya.

Al Qur’an surat ke-30 ayat 30 menyebutkan,

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفاً

Maka hadapkanlah dirimu ke dalam ketentuan syari’at/din dengan lurus dan benar”.

Maksudnya adalah mulailah serius mengerjakan tuntunan syari’at dengan cara yang baik dan benar. Ketika sudah mengerjakan syari’at dengan baik dan benar maka Allah akan menetapkan fitrah kemanusiaannya kembali.

Amalan yang ketiga adalah komitmen untuk mengerjakan aturan syari’at dengan cara yang hanif dan tidak menyimpang. Tujuan utama manusia saat pertama kali diciptakan adalah menjadikan manusia mematuhi aturan syari’at.


*Alumnus Unhasy Tebuireng dan santri di PPP Walisongo Cukir.