Suatu hari Cak Jahlun melihat salah seorang santri yang sedang menangis. Dia mendekatinya sambil bertanya, “Ada apa dik? Kenapa menangis?”

“Saya ingat rumah, saya ingin pulang,” jawab si santri menghiba.

“Berhentilah menangis. Kalau sering menangis, kamu akan kelihatan tua. Kalau tidak betah, kamu akan goblok dan botak,” rayu Cak Jahlun.

Si santri tiba-tiba memandang ke arah Cak Jahlun. Lama sekali. Sambil tersenyum dia berkata, “Berarti dulu sampean tidak betah, ya Cak?.”  [F@R]

Majalah Tebuireng