sumber gambar: http://nulampung.or.id

Oleh: Seto Galih P*

Kebanyakan masyarakat berkata bahwa pemuda adalah harapan bangsa. Maka janganlah asing dengan kalimat yang selalu digaungkan oleh pemuda-pemuda Indonesia, yaitu Syubbanul yawm rijalul ghad, pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Sebagai tonggak bangsa, maka pemuda harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Terutama di era milenium seperti sekarang ini, era dimana menjamurnya berbagai media komunikasi yang memberikan nilai posistif di satu sisi namun di sisi lain justru menyebabkan penyakit adaptasi.

Pemuda sekarang cenderung menerima unsur-unsur asing atau budaya barat tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Ketika orang-orang barat berjudi, pemuda kita sedang terlena dengan permainan gaplek dan remi. Ketika orang-orang barat terlena dengan minum-minuman keras, remaja dan pemuda kita sedang terlena dengan budaya mabuk-mabukkan tenggak whiskey dan brandy. Dan yang paling besar dan mendasar adalah penyakit adaptasi ini melahirkan dehumanisasi, demoralisasi, dan despiritualisasi. Akibatnya, manusia hidup bebas, bringas, keras, ganas, bahkan lebih ganas daripada binatang buas.

Tantangan-tantangan generasi milenial tentu berbeda dengan tantangan generasi kolonial atau orang tua kita. Dahulu orang tua kita menghadapi tantangan berupa benjajahan, konflik berdarah, peperangan, krisis moneter, dan sebagainya. Namun, diluar daripada itu bangsa Indonesia memiliki permasalah yang sudah menjamur di dalamnya, yaitu Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Namun, masalah mendasar tapi berdampak amat besar yang dihadapi oleh pemuda di zaman modern ini yang pertama adalah Style, dari mulai Fashion Style bahkan sampai kepada Life Style. Pemuda sekarang berlomba-lomba mengikuti budaya asing supaya bisa dapat predikat anak hits. Rambutnya warna pelangi, wajahnya di tindik sana di tindik sini, baju ketat kombinasi rok mini, sepatunya tinggi pakai hak 17 senti.

Majalah Tebuireng

Yang kedua adalah masalah IT. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang menjadikan teknologi informasi dan komunikasi mudah didapat dan sangat digemari. Tetapi pemuda masa kini kurang bijak dalam menggunakan teknologi tersebut. Maraknya fitur yang dianggap menyenangkan seperti facebook, twitter, instagram, path dan lain-lain menjadikan pemuda sekarang memilih menjadi aktivis sosial media daripada mau berteman di dunia nyata, supaya jadi anak hits kekinian, katanya.

Dan yang ketiga adalah Love and Sex. Budaya pacaran yang sudah menjadi hal yang lumrah, kedekatan antara laki-laki dan perempuan tanpa batas dengan alasan teman biasa hingga berujung saling cinta. Kalau sudah cinta, apapun diberikan yang penting si dia bahagia. Hingga merajalelanya seks bebas, perkawinan sebelum pernikahan, kalau sudah begitu yang tersisa hanyalah penyesalan.

Sebagai pemuda yang menjadi penentu Indonesia di masa yang akan datang, maka bukan hanya masalah perekonomian saja yang dipecahkan, tetapi masalah akhlak pemuda-pemuda Indonesia. Seorang penyair terkenal, Ahmad Syauqi berkata Bangsa ada karena akhlak ada, sebaliknya. Bangsa musnah karena akhlak sudah tidak ada di dalamnya. Benang merahnya adalah bangsa Indonesia bisa terus jaya dan berkembang jika komponen-komponen didalamnya saling meningkatkan kualitas sikap dan menjaga kelestarian budaya bangsa yang ada.

Lalu bagaimana metode yang efektif untuk menjadikan pemuda bangsa Indonesia menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan ke depan?

Dalam menemukan Remaja dan pemuda  yang sejati di tengah-tengah hiruk-pikuk kemaksiatan yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan, maka kita harus menemukan metode yang efektif dalam mengarunginya. Dalam hal ini, Allah SWT mengajarkan dan memerintahkan kepada kita. Sebagaimana firman-Nya di dalam surat ar-Ruum ayat 60 :

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ وَ لاَ  يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ  لاَ يُوقِنُونَ {60}

Artinya : “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah SWT adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Ruum : 60)

Pemuda bangsa Indonesia jangan ragu saling mengingatkan dan mengajak pemuda lain untuk bergaya sesuai dengan syariat agama, menggunakan teknologi dengan cerdas dan cermat, berpikiran sehat, dan menjaga hati agar langkah yang tertuju sampai pada tujuan yang pasti, bahkan pemuda harus menyadari kemana dan bagaimana bangsa ini mau dibawa.

Sebagai pemuda bangsa Indonesia, ada 5 kelemahan yang harus dihindari, yaitu sebagai berikut:

  1. Lemah Fisik (Dho’iiful jismi)
  2. Lemah Ilmu (Dho’iiful ilmi)
  3. Lemah harta (Dho’iiful maal)
  4. Lemah semangat hidup (Dho’iiful jub)
  5. Lemah Akhlaaq (Dho’iiful akhlaaq)

Inilah yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf apabila ada kekurangan. Semoga pemuda bangsa Indonesia siap menghadapi tantangan dan mampu meraih cita-cita bangsa yang sudah diimpikan, serta mampu mewujudkan harapan-harapan yang belum terwujudkan.


*Siswa SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang.