tebuireng.online– Setelah menjalani UTS semester ganjil, mahasantri Ma`had Aly Hasyim Asy`ari Tebuireng melakukan studi banding ke Ma`had Aly At-Tarmasie Perguruan Islam Pondok At-Tarmasie Pacitan. pada Sabtu, (31/10/2015). Acara ini selain betujuan sebagai ajang silaturrahmi, juga sebagai ajang untuk berbagi wawasan dan keilmuan para mahasantri dari kedua lembaga.

“Ini adalah sebagai ajang menjalin silaturrahmi antar mahasantri”, kata Hilmi Abdillah selaku Ketua SC. Acara dibuka pukul 09.00 WIB oleh penampilan group  Shawawat al-Banjari Ma`had Aly At-Tarmasie, kemudian dilajutkan dengan pembacaan kalam ilahi, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Mah`ad Aly At-Tarmasie. Acara ini bertema “Hai`ah al-Tanfidziah li Jam`iyah al-Tholabah” ini akan diisi dengan Halaqoh dan dialog interaktif antar Mahasantri Mahad Aly At-Tarmasie dan Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy`ari Tebuireng. Turut ikut dalam rombongan, Mudir Ma’had Aly Tebuireng, KH. Nur Hannan, Lc., M.Hi., dan Wakil Mudir Bidang Kemahasiswaan, Drs. KH. Muthoharun Afif, Lc., M.Hi.

Sambutan pertama disampaikan oleh KH. Nur Hannan, Lc.. M.Hi., Mudir Mah`ad Aly Hasyim Asy`ari Tebuireng. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa studi banding kali ini adalah kali kedua, setelah sebelumnya melakukan studi banding ke Ma`had Aly Situbondo.  Beliau menyampaikan bahwasanya didirikannya Mah`ad Aly Tebuireng adalah untuk mencetak para ulama yang ahli fikih, guna menjawab pertanyaan yang ditimbul di tengah masyarakat. “Maka dari itu para mahasantri dituntut untuk bisa mengembangkan ilmu-ilmu fikih yang mereka pelajari dari teks-teks kitab kuning,” ujar beliau.

KH. Lukman Harits, Mudir Ma’had aly At-Tarmasie. Beliau melihat Tebuireng saat ini telah hilang roh kesalafannya. Sebagai salah satu alumni, beliau merasa ada tanggungjawab untuk ikut membangun Tebuireng dalam sisi keilmuan salaf. Maka dari itu beliau berani menyampaikan kepada Gus Sholah untuk ikut mengembalikan roh kesalafan Tebuireng. Dan Alhamdulillah usulan beliau diterima oleh Gus Sholah. Selain itu, dalam sambutannya beliau bercerita banyak tentang sejarah hubungan antara Tebuireng dan Pondok Termas.

“Tebuireng dan Termas adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan”, ujar Mudir Ma`had Aly Tremas ini, Hal itu dilatarbelakangi oleh karena Mbah Hasyim dulu pernah nyantri di Termas dan juga masih memiliki hubungan saudara. Dalam dialog interaktif beliau menyampaikan bahwa adanya peraturan dan tidak adanya peraturan hukum dari pemerintah Ma`had Aly harus tetap berjalan.

Majalah Tebuireng

Acara ditutup pukul 11.27 Wib dengan penyerahan kenangkenangan berupa cendramata antara kedua belah pihak. Setelah dari Tremas, rombongan melanjutkan perjalanan menuju wisata alam Pantai Teleng Ria Pacitan, sebelum kembali ke Tebuireng. (Fatih/abror)