Santriwati Akhir KMI Gontor foto bersama pengurus Pondok Putri Tebuireng usai acara ramah tamah di Masjid Ulul Albab Tebuireng, Sabtu (28/05/2016)

Tebuireng.org Belajar dan mengambil pelajaran adalah konsep alamiah untuk meningkatkan keilmuan dan mempersiapkan diri di masyarakat. Inilah yang dilakukan oleh beberapa santri Gontor. Dalam rangka ar Rihlah al Iqtishadiyyah at Tarbawiyah, beberapa santriwati akhir Kulliyatul Muallimin al Islamiyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 3 mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng Putri pada Sabtu (28/05/2016).

Acara yang dilaksanakan di Masjid Ulil Albab ini diikuti oleh 42 santriwati akhir KMI beserta tiga pendamping dari dewan asatidz Gontor dan seluruh pengurus Pesantren Tebuireng Putri. Kegiatan ini berlangsung dengan khidmat walau dalam waktu yang singkat.

“Ini merupakan program rutinan santri akhir KMI, yang akan mengunjungi beberapa pondok cabang Gontor dan tempat-tempat wirausaha lainnya,” ungkap Windy, santriwati asal NTT.

Bukan hanya kunjungan semata, lebih dari itu rihlah ini bertujuan untuk menjalin silaturrahim antar pondok pesantren untuk memperkuat ukhuwah islamiyah. “Kunjungan kami ini dalam rangka silaturrahmi dan menjadi ajang siraman rohani para santri untuk bekal mereka di masyarakat,” ungkap Ustadz Amirul Haq.

Dengan adanya studi banding ini, Kepala Pondok Putri Tebuireng, KH. Agus Fahmi Amrullah berharap agar para santri, baik santri Tebuireng maupun Gontor menyeleraskan misi untuk menjadi penerus generasi bangsa tanpa melihat latar belakang dan tipologi pesantrennya. Tipologi pesantren adalah media atau sarana saja menuju tujuan sesungguhnya, yaitu mengabdi di masyarakat dan dakwah Islam.

Majalah Tebuireng

“Jadilah orang yang berilmu, ataupun penuntut ilmu, atau orang yang mendengarkan ilmu, atau orang yang mencintai ilmu, dan jangan menjadi orang kelima karena mereka akan menjadi orang yang merusak dunia,” ungkap Gus Fahmi dalam sambutannya kepada para santri Gontor

“Menjadi orang yang alim selain berilmu, juga harus jujur, ikhlas, disiplin dan berakhlak yang baik. Karena tak sedikit orang yang brilmu namun menyalahgunakan ilmunya untuk hal buruk,” ungkap cucu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Kedua belah pihak berharap dengan adanya studi banding ini memberikan manfaat, lebih dari itu untuk menjalin silaturrahmi dan menjadi amalan baik yang berkah. (Vevi/Abror)