Konferensi Pers sikap resmi Pesantren Tebuireng menanggapi pembakaran bendera HTI (Foto: Ana S)

Tebuireng.online– Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahudin Wahid bersama ketua Pusat Kajian Hasyim Asy’ari, Dr. Mif Rohim menyampaikan tanggapannya atas aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat 
لا إله إلا الله محمد رسول الله  pada 22 Oktober 2018 lalu, pada Sabtu (27/10/2018) di Ndalem Kesepuhan Pesantren Tebuireng. Dalam konferensi pers yang dihadiri oleh sejumlah awak media, melalui Gus Sholah disampaikan beberapa hal terkait isu tersebut, di antaranya:

1. Pihak Pesantren Tebuireng menyesalkan terjadinya peristiwa itu yang dimulai dari penyusupan seseorang yang membawa bendera bertuliskan  kalimat  لا إله إلا الله محمد رسول الله pada acara HSN, yang kemudian dirampas dan dibakar oleh oknum Banser. Peristiwa menimbulkan dampak kegaduhan secara emosional.

2. Persepsi masyarakat atas peristiwa tersebut ada dua:

a.  Menyatakan tindakan oknum Banser itu tidak bisa dibenarkan.

b.  Menyatakan tindakan itu benar sebagai antisipasi terhadap bahaya yang lebih besar.

Majalah Tebuireng

3. Sebagian masyarakat yang cukup besar jumlahnya, merasa tidak nyaman bahkan marah akibat tindakan tersebut.

4. Tindakan penyusupan pada acara HSN dan tindakan pembakaran itu tidak etis.

5. Menghargai permohonan maaf oleh oknum Banser dan penyusup bendera tersebut.

6. Menyerukan kepada pihak kepolisian untuk segera menindaklanjuti proses hukum secara tuntas terhadap peristiwa penyusupan pada acara HSN itu.

7. Menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu persatuan bangsa.

8. Menyerukan kepada semua pihak untuk mengedepankan kearifan dan tenggang rasa demi menjaga ukhuwah islamiyyah dan ukhuwah wathaniyyah.

Pewarta: Anik Wusa

Editor/Publisher: RZ