tebuireng.online – EXPO Muktamar di Pesantren Tebuireng adakan sarasehan bertajuk “Gus Dur Wajah Semua Kerinduan” di area panggung EXPO Mandiri barat Masjid Ulul Albab (3/8).

Sarasehan ini menghadirkan AC Andre Tanama pelukis yogyakarta, Wawan, budayawan, dan Koskow Widyatmoko dosen seni rupa Jogja yang ikut serta meramaikan lukisan Gus Dur.

Sarasehan ini sendiri merupakan lanjutan pembukaan pameran 14 lukisan Gus Dur “Gus Dur Wajah Semua Kerinduan” yang telah dibuka minggu (2/8) kemaren. Wawan sebagai budayawan mengawali sarasehan dengan humornya dengn kikuk“Saya sendiri gugup berada dipanggung dengan diapit oleh seni rupawan jogja”, ucapnya sambil diikuti senyum tertawa para pemirsa.

AC Andre Tanama yang juga ikut meramaikan pameran lukisan memaparkan niatnya dalam meramaikan muktamar ke-33 NU kali ini untuk juga mengingat romantisme Gus Dur. Bagaimana peran Gus Dur terhadap NU, yang kemudian kalangan muda banyak kembali dan tertarik ke NU oleh sosok Gus Dur. “Gus Dur memberikan karunia terhadap kemajuan NU dan bangsa, layaknya berbagi shodaqoh”, papar pria yang kini menjadi dosen Institut Seni Yogyakarta.

Koskow mengakhiri sarasehan dengan mengatakan bahwa sudah selayaknya seniman ikut mendukung upaya pendidikan seni dalam perjuangan Islam Nusantara dan keberagaman di Indonesia perlu digalakkan, apalagi untuk mengenang tokoh bangsa seperti Gus Dur.

Majalah Tebuireng

Menurutnya, praktik resistensi dapat hadir lewat berbagai macam cara, seperti anekdot dan humor. Hal ini dikarenakan seni mampu menjadi media komunikasi sebagai tanda (sign) maupun goresan grafis. Apresiasi terhadap tokoh bangsa sudah selayaknya terus menerus digalakkan guna mengenang jasa-jasa besar mereka. Momen muktamar bisa menjadi titik awal menggalakkan seni rupa sebagai salah satu media komunikasi dengan masyarakat luas (Lutfi/abror)